Hard News

Dari Terminal, Umar dan Mukhodas Menyulap Bus Jadi Miniatur

Jateng & DIY

5 Maret 2018 11:10 WIB

Miniatur bus hasil kreasi Umar dan Mukhodas, mahasiswal asal Wonogiri. (solotrust-noto)

WONOGIRI, solotrust.com - Kesukaan mengamati bus di terminal maupun jalan raya membawa berkah tersendiri bagi sekelompok mahasiswa asal Dusun Brumbung, Desa Kaliancar, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Pasalnya, mereka menuangkan pengamatan itu menjadi suvenir mahal berharga ratusan ribu hingga jutaan Rupiah.

Mereka adalah Umar Proasiva dan Mukhodas yang saat ini masih berstatus mahasiswa semester akhir perguruan tinggi di Solo. Keduanya merupakan perajin miniatur bus antar kota antar propinsi (AKAP).



Berkat tangan-tangan kreatif mereka, sebesar apapun sebuah bus bisa diperkecil dengan perbandingan 1 banding 1.200 cm. Nyaris tak ada perbedaan antara bus sesungguhnya dengan bus berbahan tripleks dan akrilik ini. Untuk membuatnya, mereka mengamati dengan seksama segala pernak-pernik bus yang akan mereka produksi.

Umar menuturkan, aktivitas membuat miniatur bus AKAP ini dimulai pada 2015 silam. Ide kreatifnya berawal dari kegemaran mereka mengamati bus saat di terminal.

“Ya dulu hobi saja, senang dengan bus. Bus AKAP, terus sama AKDP (antar kota dalam provinsi),” kenang Umar, saat ditemui di rumahnya, belum lama ini.


Dengan bekal coba-coba, mereka menuangkan hasil pengamatan di terminal menjadi miniatur bus. Bahannya dasarnya adalah tripleks, akrilik, dan stereofom atau gabus. Selebihnya adalah rangkaian elektronik agar miniatur bus bisa berjalan lengkap dengan pernak-pernik lampu maupun klakson.

Ternyata coba-coba ini menghasilkan uang cukup besar. Dengan pemasaran lewat daring, miniatur bus terjual dengan harga Rp800 ribu hingga Rp1,9 juta. Masalah harga ini tergantung bagaimana spesifikasi bus yang diminta oleh pemesan.

Tentang kreasi miniatur bus, menurut Mukhodas, sesuai improvisasi teman-temannya. Sebab masing-masing bertanggung jawab atas satu buah miniatur bus hingga selesai.

Setiap orang menurut Mukhodas, mampu memproduksi dua hingga tiga buah miniatur bus setiap bulan. Hasil penjualannya dibagi rata dengan semua anggota.


“Jadi kita berpikiran membuat miniatur ini untuk menambah penghasilan sendiri. Dan Alhamdulillah bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari," ungkap Mukhodas.

Perkembangan teknologi informasi membuat mereka tidak terlalu kesulitan dalam memasarkan produk mereka. Sebagian besar konsumen adalah para pengusaha bus.

“Alhamdulillah sudah ada pemesannya sendiri, Mas. Lewat online, Facebook ke tempat pembuatannya,” tambahnya. (noto)

(way)