Ekonomi & Bisnis

Tas Anyaman Warga Masaran Sragen Tembus Korea hingga Belanda

Ekonomi & Bisnis

21 Maret 2022 01:31 WIB

Tas anyaman jali-jali produksi Azalea asal Masaran Sragen yang diimpor ke berbagai negara. (Foto: Dok. solotrust.com/dks)

SRAGEN, solotrust.com – Warga Masaran, Kabupaten Sragen, Nurhandayani mampu mengemas tas jali-jali anyaman produksi rumahnya menjadi menarik dan terjual hingga mancanegara.

Diungkapkan Nurhandayani ketika disambangi solotrust.com, Sabtu (19/03/2022), ia terus berinovasi untuk membuat tas jali-jali dengan beragam bentuk, seperti emboss, variasi tali, hingga mengombinasikan dengan bahan kulit.



Tas-tas variasi itu kemudian diimpor ke berbagai negara, seperti Singapura, Australia, Jepang, Korea hingga Belanda.

“Ke Belanda, Jepang, Korea. Di Facebook, Instagram. Terus ada reseller yang bikin web, itu bisa semua ke mana-mana, Australia ada, Singapura ada,” katanya.

“Dulu kan cuma bawa barang ke pasar, terus, tali panjang, ada selangnya, emboss, jeli-jeli, macam-macam, bergantung permintaan,” Nurhandayani menyebut variasi tas yang diminati konsumen mancanegara.

Untuk pasar luar negeri, Nurhandayani mendatangkan bahan baku dari berbagai daerah di Indonesi, seperti Ngawi, Surabaya, Malang, Magelang sampai Ponorogo.

Dikatakan, bahan baku didatangkan berdasar ketersediaan warna dan juga permintaan pasar, terutama pasar mancanegara.

“Ada yang dari Ngawi, Malang, Magelang, Ponorogo, bergantung. Kalau yang diimpor kan juga bergantung permintaan warnanya,” jelasnya.

Nurhandayani merintis usaha tas anyaman miliknya sekira 20 tahun silam atau pada akhir 1990-an menjelang 2000-an. Awalnya, Nurhandayani berniat ingin memberdayakan masyarakat sekitar.

“Saya niatnya bantu orang biar upahnya banyak, biar meningkat taraf hidupnya, jadi ya barokah karena niatnya bantu orang. (Tetangga) Nggak punya pekerjaan, paling bantu suami ke sawah, kalau ke sawah kan nggak tentu, kalau musim panen saja, biar tiap hari dapat penghasilan, makanya ayo latihan,“ kisahnya.

Dari situ, Nurhandayani kini mampu memberdayakan delapan karyawan tetap dan seratus penganyam lepas di sekitarnya, serta memproduksi hingga 500 lebih tas per hari.

Tak berhenti di situ, ia juga terus berupaya meningkatkan mutu produk dan inovasinya. Hal ini selain untuk memperluas pasar, juga demi meningkatkan kesejahteraan karyawan dan penganyamnya.

“Saya mikir biar upahnya naik, saya mikir bikin yang aneh-aneh, terus upahnya dua kali lipat. Upahnya kalau fokus, pabrik sama sini sama atau malah lebih,” ungkapnya. (dks)

(and_)