SRAGEN, solotrust.com - Kapuk tak hanya dapat dimanfaatkan kapasnya saja, lebih dari itu, bijinya atau biasa disebut klenteng pun masih dapat diolah menjadi minyak goreng hingga pakan ternak. Pengusaha kapuk rumahan asal Sragen, Sukarno merupakan salah orang yang membuktikan dan melihat celah itu.
Ia yang sudah mendirikan usahanya selama sepuluh tahun, sejak 2016 berhasil menjual olahan sisa biji kapuk menjadi minyak curah klenteng, pakan ternak; bungkil, pupuk; hingga blotong.
Dari situ pula, olahannya menjadi buruan pengepul. Dari bungkil misalnya, Sukarno kini menjadi penyetor pabrik pakan ternak di Klaten. Sementara, minyaknya menjadi incaran pengepul di tengah kelangkaan minyak goreng saat ini.
“Malah permintaan banyak, tapi mesinnya cuma terbatas dua,” kata Sukarno kepada awak media yang menyambangi rumahnya di Bunder RT 15, Kedung Waduk, Karangmalang, Sragen, Sabtu (19/03/2022) pagi.
Solotrust.compun berkesempatan menilik proses biji kapuk menjadi minyak, pakan ternak, hingga pupuk. Sambil melihat-lihat, Sukarno menjelaskan satu per satu proses pengolahan tersebut dimulai dari pemilahan biji dan kapas di mesin blower.
“Jemur kapuk dulu, diblower bijinya masuk ke bawah, kapasnya ke sana, habis itu diproses dua kali,” terangnya.
Setelah itu, biji-biji kapuk di-press menggunakan mesin hingga kemudian dari pemrosesan itu menghasilkan minyak goreng jenis curah. Sementara ampas sisa pengepressan dapat digunakan sebagai pakan ternak sapi dan kambing.
Dibeberkan Sukarno, untuk membuat minyak, ia menggunakan biji kapuk masih baru.
“Pokoknya yang bijinya masih baru lah, kalau misalnya tempo lama nggak bisa dipakai, keropos,“ katanya.
Salah satu kendala pemrosesan, menurut Sukarno adalah cuaca. Terlebih, kapus mesti ia jemur selama dua jam sebelum dipilah. Selain itu, ia menyatakan kesulitan mendapatkan bahan baku kapuk.
“Bijinya setahun cuma berbuah satu kali, jadi agak susah nyari bahan bakunnya. (Stok) Sekarang masih dari Ponorogo, kalau pokoknya dari Pati,” sebutnya.
Namun, proses itu baru sampai pada pengolahan biji kapuk menjadi minyak jenis curah saja. Minyak curah itu masih harus disaring untuk dapat digunakan sebagai minyak goreng. Pun begitu dengan bungkil yang masih mesti diolah lagi. (dks/rich/luthfiyah)
(and_)