Ekonomi & Bisnis

Fluktuasi Harga Bawang di Pasaran, Pedagang: Sudah Mau Lebaran Masih Lesu

Ekonomi & Bisnis

29 April 2022 10:50 WIB

Fluktuasi harga bawang di pasaran, pedagang mengeluh masih sepi pembeli. (Foto: Dok. Solotrust.com/riesta)

SOLO, solotrust.com – Jelang Hari Raya Idul Fitri, harga bawang merah dan putih di pasar mengalami fluktuasi yang cukup signifikan.

Dari pantauan Solotrust.com pada Kamis (28/4) di Pasar Legi, Solo, harga bawang merah mendekati lebaran mengalami kenaikan. Sedangkan bawang putih sendiri terdapat penurunan harga mulai pertengahan puasa hingga saat ini.



Salah satu pedagang, Suparti mengatakan jika awal puasa bawang putih mengalami kenaikan harga karena adanya keterlambatan pengiriman barang.

Nggak mba, ya sama, yang agak naik bawang merah. Trus kalo bawang putih dulu pernah mbak naik, mungkin perahunya (kapal pengirim) belum datang gitu ya puasa 10 hari itu mahal mbak, sampe Rp30-34 ribu, tapi sekarang udah turun,” ujarnya.

Hal yang serupa juga turut disampaikan pedagang lain, Darsih yang mengungkapkan saat ini harga bawang bergantian naik dan turunnya. Memang harga bawang putih mengalami kenaikan hingga pertengahan puasa, tetapi sekarang sudah mengalami penurunan dan digantikan oleh bawang merah.

“Awal puasa dulu ini naik bawang putih, dua minggu itu nyampe Rp34 – 35 ribu per kilo. Karena katanya nggak boleh muat banyak-banyak, tapi sekarang udah normal. Kalo sekarang bawang merah malah naik, Dulu bawang merah Rp25 ribu sekarang nyampe Rp30 ribu. Iya terbalik ini bawang bombai juga turun, dulu juga nyampe Rp25 ribu sekarang sampe Rp18 ribu,” jelasnya.

Darsih menambahkan jika harga bawang yang mengalami kenaikan akan mempengaruhi jumlah permintaan. Biasanya pembeli akan memesan 5 kg karena harga yang mahal jadi dikurangi menjadi 2 – 3 kg saja tiap pembelian.

Kondisi pasar yang sepi membuat para pedagang bawang belum mengalami lonjakan penjualan hingga H-3 lebaran ini.

“Kalo ini keliatannya belum ada gerengseng nya itu, masih normal. Biasanya H-15 hari lebaran itu udah rame pembeli, pasarnya juga rame. Ini ngga ada keramaian jadi biasa. Dulu kan ada pasar e kerepyekan gitu sekarang ngga ada,” lanjut Darsih. (livia/riesta)

(zend)

Berita Terkait

Berita Lainnya