Serba serbi

Melalui SMCU, SM Akan Fokus pada Ekosistem P2C

Teknologi

4 Mei 2022 10:17 WIB

aespa, artis SM yang mengawali SMCU (SM Cinematic Universe) . (Foto: Dok. SM Entertainment)

Solotrust.com - CEO SM Entertainment Lee Sung Soo baru saja menjadi pembicara utama dalam Forum Industri Konten 2022, yang diadakan secara online pada tanggal 27 April. Forum ini diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata dan Badan Konten Kreatif Korea Selatan.

Seperti dikabarkan SM via siaran persnya, Jumat (28/4), Lee Sung Su menyampaikan pidato utama dengan topik "Dunia untuk Berkomunikasi Melalui SMCU (SM Culture Universe)".



Di awal, Lee Sung Su berbagi bahwa sejak berdirinya SM, founder dan produser SM, Lee Soo Man, telah membuat musik dan banyak konten melalui konsep CT (Culture Technology), sebuah teknologi budaya yang telah didirikan untuk waktu yang lama.

"Setelah era WEB 1.0 dan WEB 2.0, WEB yang didesentralisasi dan dipersonalisasi yang dapat diindustrialisasikan oleh pengguna melalui teknologi baru yang disebut blockchain, kami bergerak ke era 3.0. Kami juga telah mempersiapkan era SM 3.0 sejalan dengan era WEB 3.0, dan SMCU berada di bawah era SM 3.0," papar Lee Sung Su.

Selain itu, dia juga mengatakan bahwa SM memimpin era konten masa depan melalui worldview dunia virtual super-raksasa yang disebut SMCU, yang diberi nama "Metaversal Origin Story".

SMCU berkonsentrasi untuk membuat Intellectual Property (IP) sendiri dalam berbagai bentuk, seperti artis, musik, video musik, pertunjukan, dan game, menjadi IP konten untuk metaverse yang terhubung dan berkembang dengan penggemar.

SMCU adalah bentuk dimana IP asli diperluas tanpa batas dengan membuat konten SM menjadi konten yang dapat dibuat ulang untuk semua orang.

Mengenai bisnis NFT yang akan diperkenalkan oleh SM, Lee Sung Su berkata, "Berdasarkan SMCU, kami akan membangun ekosistem baru, P2C (Play2Create). P2C adalah sebuah konsep dimana penggemar yang menyukai konten SM dapat lebih berpartisipasi dalam menciptakan konten baru dan dan meningkatkan nilainya."

Berbeda dengan konsep P2E (Play2Earn) yang memungkinkan orang-orang menghasilkan uang sambil bermain game, yang menjadi pusat bidang game blockchain, P2C berarti budaya kreatif partisipatif yang lebih maju.

"Membangun ekosistem P2C adalah tujuan terpenting SM 3.0, menyediakan alat untuk berkreasi kepada pembuat konten di seluruh dunia. Oleh karena itu, ekosistem inilah yang kami siapkan untuk menyediakan semua lingkungan dimana kami dapat dengan bebas membagikan atau menjual IP yang baru dibuat, dan kami menyebutnya SMCU secara kolektif," jelasnya.

SM juga akan segera meluncurkan SMTOWN LAND, ruang tema yang didedikasikan untuk SM di dalam The Sandbox. Ekonomi kreator akan diterapkan, dimana pengguna dapat menikmati game menggunakan IP SM dan membuat item NFT.

Dengan teknologi metaverse dan blockchain, CT SM akan melintasi batas dan terhubung dengan pembuat konten di seluruh dunia secara real time, dan penggemar K-pop dapat menjadi bintang global dengan kecepatan tinggi di ekosistem SM.

Ruang untuk berbagi dan menjual NFT SM akan didirikan di sini, dan bisnis NFT SM akan mengubah konten kreatif yang dibuat oleh pembuat konten menjadi IP asli untuk membangun ekosistem NFT dan pasar terbuka yang terus berputar.

"Kami sedang bersiap untuk melakukannya" kata Lee Sung Su

"Kami sedang menciptakan era SM 3.0. Kami bekerja keras untuk menciptakan CT SM yang lebih maju sejalan dengan era WEB 3.0, dan untuk menyajikan konten yang sesuai untuk industri hiburan hybrid masa depan. Dalam bentuk NFT, kami berencana untuk menyajikan banyak konten menarik yang bisa dinikmati di metaverse," tutupnya.

Mengenai penekanan SM pada Play2Create, pada September tahun lalu, ketila diundang sebagai pembicara di event online "Google for Korea", yang diselenggarakan oleh Google Korea, secara khusus, Lee Soo Man mengatakan bahwa "Sekarang, di era 'produser', kita mendekati era dimana 'prosumer' berada di puncaknya".

"Prosumer" adalah gabungan dari kata produser dan konsumen, dimana mereka berpartisipasi dan terlibat dalam pembuatan ulang konten orisinal. Lee berkata bahwa "Killer content" atau konten-konten luar biasa yang dibuat oleh SM memaksimalkan nilainya melalui konten kreatif prosumer ini.

SM juga sudah mengumumkan dimulainya proyek "PINK BLOOD", yang secara aktif mendukung dan menyemangati aktivitas para prosumer. "PINK BLOOD" mengacu pada penggemar yang terus menyukai konten SM, dan apa yang disebut "darah pink", simbol warna SM "mengalir" di dalam para prosumer itu. "Saya berharap itu memainkan peran besar," harapnya.

Februari lalu, SM melalui anak perusahaannya SM Brand Marketing (SMBM), juga telah mengumumkan kerjasamanya dengan The Sandbox untuk Metaverse dan Binance untuk NFT-nya.

Sebagaimana dikabarkan SM dalam siaran persnya, mereka telah menandatangi MOU dengan The Sandbox, platform metaverse terbesar di dunia, untuk membangun ekosistem Play2Create (P2C), sebuah konsep yang dibuat oleh Lee Soo Man.

Melalui kemitraan ini, akan dibentuk SMTOWN LAND, ruang tema yang didedikasikan untuk SM Entertainment Group. Ruang ini akan dibuat di K-Verse, ruang khusus untuk K-content di The Sandbox. Ruang ini akan dipakai untuk mengadakan acara seperti konser dan pertemuan penggemar. Pengguna nantinya juga bisa melalukan "Re-creator Economy" dimana mereka dapat menciptakan item NFT sendiri.

Selain itu, SMBM dan The Sandbox telah memutuskan untuk bersama-sama merencanakan dan memproduksi produk NFT menggunakan IP, pengetahuan produksi, dan teknologi dari kedua perusahaan. Mereka juga akan bersama-sama mengoperasikan layanan partisipatif penggemar yang dapat dinikmati oleh penggemar di seluruh dunia.

"SM Entertainment Group telah menjadi perusahaan dengan perluasan lebih lanjut di dunia digital berdasarkan berbagai konten IP, artis, dan worldview SMCU (SM Culture Universe) yang telah terakumulasi sejak didirikan. Kami menantikan The Sandbox, yang memiliki ekonomi kreator yang mapan, untuk lebih memperluas SMCU dalam metaverse melalui kemitraan ini di masa depan," demikian kata Lee Sungsu.

Sebastien Borget, salah satu pendiri The Sandbox, mengatakan bahwa SM Entertainment telah berinovasi untuk memimpin industri hiburan Asia dengan memperkenalkan budaya K-pop ke dunia selama 27 tahun terakhir. The Sandbox senang karena akan menjadi bagian dalam  menghidupkan budaya SM dan worldviewnya.

Sebelumnya, SMBM telah menandatangani kemitraan dengan Binance. Sebagaimana dikabarkan situs Cryptopotato, sepanjang kolaborasi ini, para mitra akan bergabung di sektor NFT dan membentuk eco-fund bersama.

Ekosistem Play2Create sendiri memungkinkan pengguna mereproduksi konten menggunakan IP. Hasilnya, individu akan dapat menciptakan kembali produk berupa musik, tari, permainan, dan barang.

Model P2C dianggap sebagai langkah maju dari mekanisme Play2Earn (P2E) yang ada. Dalam ekosistem P2C, item dapat diubah menjadi token yang tidak dapat dipertukarkan, memungkinkan pelanggan memperoleh keuntungan sambil membuktikan kepemilikan atas aset tersebut.

"Kami ingin memberi SMBM teknologi tangguh yang dapat mendukung banyak penggemar global K-pop yang menikmati kegiatan membuat ulang konten berdasarkan selebriti Korea favorit mereka dan ingin mendapatkan penghasilan pasif melalui hobi mereka," kata Helen Hai, Kepala Global Binance NFT. (Lin)

(zend)