KLATEN, solotrust.com - Kementerian Pertanian (Kementan) RI melalui Direktorat Tanaman Pangan mencanangkan gerakan tanam kedelai di Klaten sebagai langkah peningkatan produktivitas kedelai nasional.
Direktur Aneka Kacang dan Umbi Kementan RI, Yuris Tiyanto mengatakan, gerakan tanam kedelai ini menggunakan lahan seluas 200 hektare di Desa Burikan, Kecamatan Cawas, Klaten bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai pembina petani.
“Dalam gerakan tanam kedelai ini kami menggandeng pihak swasta untuk menjamin keterserapan serta kesesusaian harga hasil panen kedelai petani lokal,” katanya kepada wartawan, Sabtu (21/05/2022).
Pemerintah menargetkan swasembada kedelai di 2026 dengan areal tanam mencapai 900 ribu hektare.
“Target tersebut dapat dicapai dengan dukungan petani yang turut serta menanam kedelai dari tahun ke tahun,” ucap Yuris Tiyanto.
Kabupaten Klaten ditunjuk sebagai daerah pioner gerakan Tunas Bangkit Kedelai lantaran dinilai sebagai wilayah potensial penghasil kedelai.
“Kami mencanangkan Tunas Bangkit Kedelai ini kali pertama di Klaten. Tunas Bangkit Kedelai ini akan mewakili pengembangkan kedelai di seluruh Indonesia,” kata Yuris Tiyanto.
Saat ini kebutuhan kedelai dalam negeri baru bisa dipenuhi sebanyak 30 persen. Melalui gerakan ini diharapkan hasil kedelai meningkat dan mengurangi kebergantungan impor.
“Kebangkitan kedelai nasional ini butuh dukungan seluruh stakeholder ketahanan pangan, mulai dari pemerintah pusat, provinsi, hingga pemerintah daerah,” ujar Yuris Tiyanto.
Sementara, Bupati Klaten Sri Mulyani mengatakan, pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten siap menyukseskan gerakan tanam kedelai. Gerakan ini selaras dengan program IP 400 dicanangkan Kementan RI.
“Selama empat kali tanam dalam setahun, tidak harus selalu padi, bisa berdampingan dengan tanaman pangan lainnya yang sesuai dengan potensi di daerah kita,” jelasnya. (jaka)
(and_)