SOLO, solotrust.com - Deretan mobil nampak terparkir di kolong Jembatan Mojo Solo atau tepatnya di sisi Barat aliran tenang Sungai Bengawan Solo. Di tempat teduh itu, roda kehidupan Kris Haryono berputar di bawah roda-roda kendaraan yang menapaki langit bengkelnya.
Ya, Kris adalah satu dari beberapa pedagang sparepart mobil yang membengkel di kolong Jembatan Mojo. Sudah lima tahun lebih ia dan beberapa rekannya menggantungkan hidup di tempat itu.
Kris Haryono mengaku nyaman di tempat itu selama lima tahun hidup dan menghidupkan kolong jembatan.
"Ini lima tahunan, intinya ada aktivitas. Enak gitu loh penerangan juga ada, panas nggak kepanasan, hujan nggak kehujanan," ucapnya, Kamis (30/06/2022).
Kris Haryono juga mengaku tak merasa terusik dengan adanya kabar soal rehabilitasi Jembatan Mojo yang segera dimulai. Ia mengaku sudah mendapat sosialisasi rehabilitasi jembatan.
Diungkapkan, nantinya Kris Haryono dan pedagang lain hanya perlu menggeser aktivitas jualan beberapa meter dari jembatan. Namun, ia belum tahu pasti soal tanggal penggeseran aktivitas itu.
Kris Haryono siap memastikan akan menyeterilkan lokasi jika sudah ada pemberitahuan lanjutan.
"Barang-barang harus dipindah enam meter dari jembatan, intinya bawah jembatan harus steril, cuma waktunya belum fix, pemberitahuannya sudah ada," kata dia.
"Kami tenang santai, kalau pemberitahuan resmi nanti baru steril," imbuhnya.
Bagi Kris Haryono, rehabilitasi jembatan ini bukan kali pertama selama dirinya membengkel di tempat itu. Pada 2017 silam sempat dilakukan penutupan jembatan untuk pengecatan dan pengencangan baut. Kala itu ia juga masih beraktivitas di sekitar jembatan.
Menurut Kris Haryono, perbaikan jembatan empat tahunan silam tak berpengaruh ke usahanya. Pun demikian ia menanggapi tenang rencana rehabilitasi jembatan tahun ini.
"Dulu pernah ada perbaikan jembatan, pengencangan baut sama ngecat. Ini pernah tutup total, tapi bawah masih ada aktivitas," ungkap Kris Haryono.
"Kalau ini nggak ngaruh, hanya mungkin lalu lintas di atasnya saja," tambahnya.
Sementara itu, proyek rehabilitasi Jembatan Mojo dimulai akhir Juni dan ditargetkan rampung November 2022. Ada tiga tahap pengerjaan, yakni pemesanan baja ortotropik, fabrikasi, dan pembongkaran lantai jembatan.
Pembongkaran dilakukan pada 5 September hingga 6 November. Mekanismenya, jembatan akan dibelah menjadi dua bagian sehingga satu sisi masih dapat dilalui kendaraan, namun hanya untuk roda dua.
"Metodenya nanti pelat lantai dibelah dua. Satu sisi Utara/Selatan diganti pelat lantai ortotropik, pelat beton existing masih dipakai untuk kendaraan, tapi rekomendasinya hanya roda dua," kata Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Solo, Joko Supriyanto saat ditemui, Rabu (29/06/2022).
Proyek itu dikerjakan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) 2022 dengan besaran Rp22 miliar serta tambahan pendampingan fisik APBD Solo 2022. Proyek digarap PT Salim Perkasa Construction dengan nilai kontrak Rp28.103.460.098,63.
"Sumber dananya dari APBD Provinsi Jawa Tengah 2022 dengan mekanisme hibah bantuan keuangan provinsi dan pendampingan fisik APBD Solo Tahun 2022 oleh PT Salim Perkasa Construction. Sesuai dengan kontrak kita 5,5 bulan [selesai]," jelasnya. (dks)
(and_)