SOLO, solotrust.com -Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Solo angkat bicara soal rencana Kirab Malam Satu Suro Jumat (29/7) malam, di tengah kerbau bule Kyai Slamet yang kini beberapa tengah terpapar virus Penyakit Mulut dan Kaki (PMK).
Ketua LDA Keraton Solo, Kanjeng Gusti Ratu (GKR) Koes Moertiyah meminta pihak keluarga keraton agar Kirab Malam Satu Suro dipertimbangkan matang-matang.
"Kalau saya secara nyata saja, itu yang diserang mulut nggak bisa makan, terus kuku untuk berjalan, biasanya kan jalan di rumput di tanah yang empuk, lah ini kalau ini dipaksa jalan di aspal apakah tahan? Apakah nanti juga aman kalau dia kesakitan terjadi insiden di jalan siapa yang bisa menangani dan tanggung jawab," katanya kepada awak media, Sabtu (23/7).
Terlebih satu kebo bule berusia 20 tahun ditemukan mati di Kandang sisi selatam Alun-alun Kidul atau Mahesa Pusaka KagunganDalem Keraton Solo tepatnya di kandang sebelah barat.
Beberapa kerbau lain di kandang yang sama dilaporkan terkena virus yang sama. Kerbau-kerbau itu merupakan kerbau inti yang biasanya dikirab.
Sementara itu, kerbau lain di Mahesa Pusaka KagunganDalem barat dan timur, serta di kandang Sitinggil Selatan tengah dilakukan pemeriksaan oleh tim Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Solo, untuk memastikan kesehatannya.
Total ada 18 kerbau milik keraton yang ditempatkan di kawasan Alun-alun Kidul. Kerbau yang sehat diberikan vaksin, sedangkan yang sakit akan diberi pengobatan.
Gusti Moeng, sapaan akrabnya menyebut kejadian ini menjadi pengingat segenap keluarga Keraton Solo untuk berbenah.
"Leluhur juga tidak menginginkan keraton ini keadaannya seperti ini, oleh sebab itu saya sebagai orang Jawa mestinya ikhtiar, piye carane (bagaimana caranya-red), bukan hanya tata lahir saja tetapi juga tata batin, yang pernah saya lakukan selama ini saya mulai mendekat kepada Tuhan, untuk kembali seperti apa yang pernah saya lakukan," ujar Gusti Moeng.
"Kejadian ini pasti menjadi peringatan yang semoga yang diperingatkan segera sadar, kesadaran itu kita tidak bisa memaksa, saya memohon kepada Allah semoga segera memberi peringatan dan kesadaran pada mereka-mereka ini yang wis lali (sudah lupa-red)," imbuhnya.
Sementara itu, sebelumnya dikonfirmasi Wakil Penggageng Sasana Wilapa Keraton Solo, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Dani Nur Adiningrat, pelaksanaan Kirab Satu Suro akan mempertimbangkan masukan terutama dari tim medis.
Keputusan final diadakan atau ditiadakan kirab tersebut akan diumumkan di detik-detik akhir jelang kirab.
"Tetap akan mengikuti saran dokter hewan apakah memungkinkan untuk terkena atau sakit untuk ikut atau mungkin bisa diambil dari kandang atau ternak yang lain yang tidak terkena, keputusan mendekati malam satu Suro bagaimana pemulihan dan lain sebagainya," kata Dani, Jumat (22/7) kemarin. (dks)
(wd)