SOLO, solotrust.com - Sejumlah hotel di Soloraya dilaporkan mengalami kenaikan okupansi alias tingkat keterisian kamar selama gelaran ASEAN Para Games (APG) XI Solo 2022.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo mencatat, pada periode Juli, okupansi hotel naik 75 hingga 80 persen. Kenaikan itu dipicu kontingen APG XI mulai datang ke Kota Bengawan di akhir bulan. Kenaikan drastis terjadi selama periode awal Agustus hingga 95 persen tingkat okupansi.
Hubungan Masyarakat (Humas) Badan Pengurus Cabang (BPC) PHRI Solo, Sistho A Sreshtho, menyebut kenaikan ini melebihi rata-rata okupansi hotel selama sebelum pandemi pada 2019 lalu sebesar 69 hingga 70 persen.
Tak hanya itu, APG juga mampu membangkitkan sektor perhotelan yang sempat lesu selama dua tahun terakhir hingga merosot di angka 25 persen pada 2020 dan 40 persen pada 2021.
Kenaikan terbesar disumbang dari elemen-elemen terlibat dalam APG, seperti para kontingen, panitia, hingga perangkat pertandingan.
"Jadi betapa besar dampaknya perhelatan sebesar APG ini karena menurut catatan kami, tamu yang menginap di hotel-hotel di Soloraya itu untuk atlet 1.400, official sekitar 630, kemudian ada perangkat pertandingan sekitar seribu orang, dan panitia 530. Ini hampir semuanya menginap di hotel," ungkap Sistho A Sreshtho, saat temu media di Swiss Belinn, Kamis (04/08/2022).
Kenaikan okupansi juga berdampak pada sektor makanan dan minuman alias food and beverage (F&B).
"Ini baru dari okupansi, makannya juga di hotel, pagi-siang-malam, tentunya berpengaruh ke sektor food and beverage (F&B)," paparnya.
Hanya saja, gelaran APG ini masih berbenturan dengan regulasi mengharuskan atlet mesti menjalani sistem bubble atau karantina kamar yang dilakukan Indonesia ASEAN Para Games Organizing Committe (Inaspoc).
Di tengah kendala itu, Sistho A Sreshtho menilai, ajang olahraga tingkat Asia Tenggara ini sudah digarap maksimal sehingga berdampak pada sektor pariwisata, khususnya perhotelan.
Terlebih dengan waktu setengah tahun pengerjaan APG di mana Solo ditunjuk sebagai tuan rumah pengganti Vietnam yang mengundurkan diri.
"Semua yang dilakukan Pemkot (Pemerintah Kota) Solo, khususnya untuk APG ini sudah sungguh maksimal dan persiapannya sangat singkat," ucap dia.
Menurut Sistho A Sreshtho, perhelatan internasional sekelas APG mesti digelar dengan sistem keterlanjutan. Pasalnya, kenaikan sektor pariwisata mesti didukung mobilitas pergerakan massa.
"Inilah yang bisa terus meningkatkan progress (kemajuan-red) pariwisata ya event-event seperti ini, event-event yang mendatangkan massa, semakin besar massanya semakin besar dampaknya karena linier," jelas humas PHRI Solo.
"Masukan kami, mari kita terus galakkan acara-acara seperti ini karena dampaknya di sektor pariwisata, perhotelan, sungguh sangat besar," tambah Sishtho A Sreshtho.
Sementara itu, Pemkot Solo bakal terus menggalakkan kegiatan olahraga dibungkus dalam paket wisata wellness tourism.
"Kami bekerja sama juga dengan stakeholder pariwisata. Kami mencoba juga untuk membuat suatu paket yang ada sport tourism, apalagi yang sekarang kita galakkan adalah wellnes tourism di mana salah satunya sport tourism," ujar Kepala Bidang (Kabid) Destinasi dan Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Solo, Gembong Hadi Wibowo di kesempatan yang sama.
Adapun untuk menggerakan sektor itu, pihaknya menilai, diperlukan koordinasi lintas wilayah di Soloraya. Gembong Hadi Wibowo mengungkapkan, wellness tourism menyangkut wisata olahraga prestasi dan wisata kebugaran rekreasi alam.
Kabupaten di Soloraya mesti menambal kekurangan sektor wisata kebugaran alam. Sementara Kota Solo memiliki pengalaman panjang di sektor olahraga prestasi dengan pernah menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) I 1948, APG 2011, APG 2021, dan ajang bergengsi lainnya.
"Olahraga prestasi maupun olahraga rekreasi, semuanya coba kita kelola dan kita berbicara dengan Kota Solo tak lepas dari Soloraya," ucapnya.
APG XI Solo 2022 ini menjadi salah satu pemicu paket wisata dicanangkan pemerintah. Antusiasme selama pergelaran menjadi langkah awal pemerintah menyukseskan wellness and sport tourism.
"Antusiasme masyarakat sangat tinggi, dengan adanya APG XI di Solo menunjukkan Kota Solo aman dan nyaman untuk suatu perhelatan," pungkas Gembong Hadi Wibowo. (dks)
(and_)