Hard News

Dirut Pertamina Hulu Energi: Untuk Tingkatkan Produksi Minyak, Berpikirlah Seperti China

Jateng & DIY

16 Maret 2018 08:51 WIB

President Director Pertamina Hulu Energi (PHE), R. Gunung Sardjono Hadi saat memberikan kuliah umum di UNS. (solotrust.com/mia)

SOLO, solotrust.com- Indonesia perlu untuk terus memperkuat ketahanan energinya, khususnya Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebab, konsumsi minyak bumi semakin besar seiring bertambahnya penduduk dan kendaraan.

"Kita sudah tidak lagi berbicara eksportir tapi importir. Bayangkan kapasitas kilang kita cuma 1,5 juta barell. Kemampuan kita baru 400 (ribu barell) secara nasional, berarti kita perlu import oil sekitar 1 juta barell. Kondisi kita seperti itu," terang President Director Pertamina Hulu Energi (PHE), R. Gunung Sardjono Hadi saat memberikan kuliah umum di Universitas Sebelas Maret Surakarta, Kamis (15/3/2018).



Gunung Sardjono pun mengajak mahasiswa untuk menghemat penggunaan BBM sejak dini. Salah satu caranya dengan membudayakan jalan kaki. Kata dia, lebih baik berjalan kaki jika ingin menempuh jarak dekat.

Meski mengalami defisit minyak beberapa tahun terakhir ini, Gunung meyakinkan bahwa sumber energi di Indonesia terbilang masih melimpah. Untuk meningkatkan produksi migas, PT Pertamina sendiri telah mengembangkan teknologi yang bernama EOR (Enhance Oil Recovery) atau pengurasan sumur minyak.

Dia menerangkan, ada beberapa metode yang digunakan dalam EOR. Di antaranya adalah steam flooding, surfaktan dan chemical carbon dioxide (CO2).

"Biasanya kita kalau kena oli, menghilangkannya pakai sabunkan? Itu sederhananya. Ini juga sama untuk membersihkan (minyak) membutuhkan bahan kimia, yaitu sulfaktan. Sulfaktan terdapat dalam sabun. Jadi kita menginjeksikan sulfaktan, sehingga minyak yang tertinggal di dalam bumi bisa terangkat," terangnya.

Dengan adanya teknologi tersebut, Gunung menyebutkan Indonesia masih bisa mengeruk sekitar 40-50 persen minyak di dasar bumi. Namun masalahnya, untuk menerapkan teknologi tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar.

Maka dari itu, Indonesia perlu mencontoh China yang menerapkan Marketeer to Marketeer (M2M). "Ayolah berpikirlah kayak China, kita bikin M2M. Misalnya pertanian, saya bisa membangun kelapa sawit yang dijadikan sulfaktan, atau saya punya teknologi baru. Jadi sulfaktan bisa murah, diproduksi secara massal untuk injeksi minyak," kata dia. (mia)

(wd)

Berita Terkait

Pemain Bintang Dunia, Jordan Thompson Resmi Gabung Jakarta Pertamina Enduro

Lebaran, Pertamina Diskon BBM Rp300/Liter, Begini Caranya

Jelang Lebaran, Pertamina Pastikan Kesiapan Stok BBM dan LPG di Regional Jawa Bagian Tengah

Mudik Lebaran, Pertamina Diskon Tiket Pelita Air hingga Promo Hotel

Minta Masyarakat Tak Perlu Khawatir, Pertamina Pastikan Pertamax Sesuai Spesifikasi

Mudik Lebaran, Pertamina Turunkan Harga Avtur di 37 Bandar Udara

Jelang Lebaran, Warga Jaten Serbu Pasar Murah Minyakita

Harga Telur Ayam di Pasar Tradisional Turun, Minyak Goreng Merangkak Naik

Disperindag Jateng Pantau Harga Sembako dan Kebutuhan Pangan Jelang Nataru

Kilang Pertamina Internasional Siap Olah Minyak Jelantah

Daya Beli di Solo Tinggi, ARTUGO Kenalkan 2 Kompor Tanam Premium

Tim KKN 54 UNS Gelar Pelatihan Kreatif Pembuatan Minyak Angin Aromaterapi untuk Masyarakat Desa Baturan

EBT Bisa Jadi Solusi Ketergantungan Impor Minyak

Lebaran, Pertamina Diskon BBM Rp300/Liter, Begini Caranya

Jelang Lebaran, Pertamina Pastikan Kesiapan Stok BBM dan LPG di Regional Jawa Bagian Tengah

LEMIGAS Pastikan Kualitas BBM di SPBU Sesuai Standar, Penuhi Spesifikasi Pemerintah

Kilang Pertamina Internasional Siap Olah Minyak Jelantah

Pertamina Siapkan Satgas Nataru, Jamin Pasokan Energi Aman

Sosialisasi Tak Merata, Penerapan QR Code Syarat Pembelian Pertalite Dinilai Beratkan Masyarakat

Mengerikan! Isi Bahan Bakar, Mendadak Mobil Semburkan Api dan Terbakar

Minta Masyarakat Tak Perlu Khawatir, Pertamina Pastikan Pertamax Sesuai Spesifikasi

Rumor BBM Oplosan, Pertamina Sebut Kualitas Pertamax RON 92 Sesuai Standar Ditjen Migas

Konsumsi BBM Pertamina Capai Puncak pada H-1 Idulfitri, Pertamax Turbo Tembus 104%

Harga Pertamax Turun Rp1.100/Liter, Bagaimana dengan Pertalite?

Ini Harga Terbaru BBM Non Subsidi Pertamina

Imbas Kenaikan BBM, Pertashop di Rembang Sepi Pembeli

Berita Lainnya