SOLO, solotrust.com - Kebaya sebagai salah satu pakaian perempuan khas Indonesia terus mengejar penetapan Hari Kebaya Nasional dan diupayakan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Kota Solo bakal menjadi tonggak pencapaian kebaya yang ingin diraih itu. Sementara, misi ini bakal didukung langsung Ibu Negara Iriana Joko Widodo (Jokowi) lewat parade Berkebaya bersama Ibu Negara di Solo pada Hari Batik Nasional, Minggu (2/10) mendatang.
Acara itu merupakan inisiasi dari istri orang nomor satu di Republik Indonesia (RI). Iriana dijadwalkan juga akan menandatangi deklarasi.
Bertepatan dengan Hari Batik Nasional, Ketua Acara sekaligus Ketua Himpunan Ratna Busana (HRB) Solo Gusti Raden Ayu (GRay) Febri Hapsari Dipokusumo mengatakan, kebaya ingin mengulang sukses batik yang sudah ditetapkan sebagai hari nasional sejak 2009 silam.
Terlebih, batik merupakan satu paket pakaian dengan kebaya. Selain itu, Kota Solo juga berperan dalam penetapan Hari Batik Nasional kala itu.
"Kami ingin mengulang sukses batik ketika ditetapkan Hari Batik Nasional juga energinya berangkat dari Kota Solo," katanya dalam jumpa pers di The Sunan Hotel Solo, Rabu (28/9) kemarin.
Selain batik, ia juga ingin mengulang sejarah manis penetapan gamelan sebagai WBTB UNESCO. Di mana, Kota Solo menjadi penerima sertifikat UNESCO pada bulan ini.
"Gamelan juga penyerahan sertifikatnya di Kota Solo, kami berharap besar semoga kegiatan berkebaya bersama Ibu Negara ini menggaungkan semangat Perempuan Indonesia berkebaya yang mana nantinya bisa memjadi tonggak momentum bersejarah untuk penetapan Hari Kebaya Nasional, dan semoga suatu saat nanti sudah diakui UNESCO akan juga penyerahannya pun di Kota Solo," ucapnya.
Ada tiga kebaya yang akan didaftarkan ke UNESCO, yakni kebaya kartini, kutu baru, dan kerancang. Pihaknya berharap dapat terus mengenalkan dan melestarikan kebaya sebagai kekayaan perempuan Tanah Air.
"Kami ingin menyampaikan kebaya ini bukan sekadar penampilan atau performance, tetapi di balik kebaya bahwa citra perempuan Indonesia akan terlihat anggun dari penampilannya, otomatis akan mempengaruhi sikap, perilaku, unggah-ungguh," ujarnya.
Sementara itu, parade kebaya akan diikuti 2.500 peserta umum. Ditambah, beberapa tamu undangan istri menteri atau Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM), Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (RI) Puan Maharani, istri gubernur se-Indonesia, serta sejumlah tamu undangan lain.
Mereka akan berparade dari Loji Gandrung hingga Dalem Wuryoningratan mulai pukul 13.30 WIB. Febri berharap, perayaan Hari Batik Nasional di Solo nanti bakal menjadi momentum untuk menggaungkan kebaya.
"Bersamaan hari batik, batik sebagai padu-padan kebaya ini lah menjadi momentum utama," tukasnya. (dks)
(zend)