KARANGANYAR, solotrust.com – SMK Negeri Jatipuro memanfaatkan waktu jeda tengah semester dengan menggelar beragam kegiatan lomba yang berdasar pada Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Implementasi Pembelajaran Tematik dan Berbasis Proyek.
Serangkaian lomba tersebut dilaksanakan selama lima hari pada 3-7 Oktober 2022.
Profil Pelajar Pancasila diantaranya beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif. Berdasarkan kriteria tersebut SMK Negeri Jatipuro mengadakan lomba membuat tumpeng hasil bumi, lomba video konten kreatif dan lomba melukis berkelompok dengan cat air dan kanvas ukuran 80x100 cm.
Para siswa pun diberikan kebebasan memilih tema lomba yang telah disediakan seperti Profil Pelajar Pancasila, Skanja Berbudaya dan Juara, Sekolahku Cantik dan Ganteng, Project Based Learning is My Pattern Study dan Hari Jadi ke-105 Kabupaten Karanganyar.
“Diharapkan siswa dapat berinovasi, berkreativitas, berkolaborasi dan elobarasi sehingga menghasil sesuatu yang terbaik / juara. Bagi guru dengan kegiatan ini kami harapkan dapat melakukan pembelajaran Penguatan Profil Pelajar Pancasila sesuai dengan dimensi yang ada. Di sisi lain kami juga berharap dapat menjadi contoh proses pembelajaran tematik di sekolah,” urai Kepala SMK Negeri Jatipuro, Sri Eka Lelana.
Pihaknya berharap kegiatan di luar kelas ini dapat mengembangkan potensi dan kreatifitas warga sekolah. Rencananya kegiatan perlombaan tersebut akan dijadikan agenda rutin tahunan untuk memupuk jiwa kompetisi baik dari siswa maupun guru.
“Dari Kegiatan ini kami harapkan dapat menumbuhkembangkan inovasi, kreatifitas dari para guru dan siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajan dengan berbagai macam metode pembelajaran dan pendekatan pembelajaran yang ada disekolah,” lanjutnya.
Eka menyebut dalam lomba pembuatan tumpeng hasil bumi, para siswa didorong untuk mengenali panganan tradisional yang terbuat dari umbi-umbian. Selain rasa yang enak, tampilan unik, cantik dan menarik juga menjadi poin penilaian.
“Siswa juga dapat mengenali berbagai olahan makanan tradisional yang berbahan dasar umbi misal gethuk, gemblong, kepon, cenil dan jajanan pasar lain yang sudah tidak dikenali oleh anak sekarang,” tutur Eka.
Pada lomba pembuatan video konten kreatif, para siswa ditantang untuk memproduksi suatu ide kreatif yang dapat dipertanggung jawabkan memberi dampak positif pada masyarakat. Uniknya penilaiannya tak hanya dilihat dari konten namun siswa juga harus memperagakan cara pembuatan video pada warga sekolah.
“Dalam hal ini kita mendidik siswa agar dalam mebuat konten di sosial media melalui Facebook, IG, Tiktok , Snack Video dan aplikasi konten yang lain bisa lebih kreatif yang positif dan bisa diterima oleh masyarakat,” terang Eka.
Sedangkan pada lomba melukis, siswa didorong untuk bisa bekerjasama sebagai tim yang kompak dan kreatif. Sebab satu kanvas lukisan harus dilukis oleh tiga orang siswa secara bersama-sama sesuai tema yang ditetapkan.
Para pemenang tiap lomba akan diganjar hadiah berupa uang tunai dan sertifikat diantaranya, juara I sebesar Rp500. ribu, juara II sebesar Rp300 ribu, juara III sebesar Rp200 ribu.
Serangkaian kegiatan tersebut ditutup pada Jumat (7/10) dengan kegiatan pengajian oleh Ustadz Darmanto yang menggunakan wayang kulit sebagai media dakwahnya dengan materi Satriyo dan Buto.
Dalam filosofi masyarakat Jawa, Satriyo mewakili sifat dan karakter baik sedangkan Buto adalah kebalikannya.
“Semua orang, utamanya para siswa dibebaskan memilih karakter apa yang akan diikuti. Hal tersebut juga menggambarkan kehidupan pergaulan siswa disekolah, sebagian sebagai siswa yang bauk dan penurut sebagaian yang lain membutuhkan arahan dan bimbingan yang lebih dari para guru,” jelasnya usai penampilan wayang kulit.
Pada kesempatan yang sama, para siswa juga mendapatkan motivasi diri dari Wakil Bupati Karanganyar Rober Christanto.
Rober menyampaikan apresiasi pada SMK Negeri Jatipuro atas penyelenggaraan berbagai kegiatan di luar kelas. Menurutnya belajar tidak selalu pada mater di dalam kelas.
“Belajar tidak harus berada dalam ruang kelas , tidak harus Spanneng. Butuh juga situasi yang enjoy seperti di SMK Negeri Jatipuro. Para siswa akan lebih bisa menerima sesuatu yang disampaikan oleh guru tanpa siswa sadar bahwa mereka menyerap transfer ilmu yang sangat luar biasa,” Rober.
Dia juga berpesan pada para siswa agar menjadi pribadi yang ulet dan pantang menyerah saat sudah lulus nanti. Hal itu menjadi bekal para siswa saat kelulusan nanti baik dalam memasuki dunia kerja maupun untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
“Setelah lulus ada banyak pilihan, bekerja, melanjutkan belajar atau usaha mandiri sehingga semua bisa sukses. Kesuksesan dibutuhkan keuletan, pantang menyerah dan terus berusaha. Semoga SMK Negeri Jatipuro semakin maju dan sukses dengan prestasinya para alumni juga sukses dengan semua pilihannya,” tandas Rober.
(zend)