SOLO, solotrust.com - Dinas Pekerjaan Umun dan Penataan Ruang (DPUPR) Solo tengah memetakan titik-titik rawan genangan memasuki musim penghujan. Hasil pemetaan sementara terdapat 42 kelurahan dari lima kecamatan menjadi titik rawan genangan.
Data DPUPR diperoleh solotrust.com, Kecamatan Banjarsari menjadi titik terluas rawan banjir dengan luasan 953,6 meter persegi. Diikuti Laweyan dengan 433,4 meter persegi, Pasar Kliwon 81,3 meter persegi, Jebres 74,3 meter persegi, dan Serengan 42 meter persegi.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (Kabid SDA) DPUPR Solo, Luluk Supriyanto mengatakan, titik itu akan menjadi acuan dalam penangganan genangan nantinya, termasuk agar masyarakat lebih waspada. Ia mengungkapkan, data itu masih akan difinalisasi dalam waktu dekat.
"Titik vital berpotensi itu sebenarnya kami masih mengadakan pendataan, masih tahap akhir finalisasi, pendataan genangan. Itu nanti sebagai acuan kami sebagai tindak lanjut kesiapsiagaan untuk penanganan banjir. Kami juga mengundang lima kecamatan dan kelurahan untuk memberi masukan," katanya, saat ditemui Rabu (12/10/2022).
Luluk Supriyanto mengungkapkan, kerawanan genangan di Kota Solo juga dipengaruhi banyaknya sungai yang menampung aliran dari daerah lain.
"Banyak air kiriman, kalau dari Selatan Wonogiri; Bengawan Solo, Barat Klaten; Premulung, Boyolali; Gajah Putih, Kali Anyar," sebutnya.
Sementara, menurut Luluk Supriyanto, beberapa titik aliran Kali Pepe, Kali Jenes, hingga Viaduct Gilingan masih menjadi area langganan genangan setiap tahunnya.
"Kalau banjir sebenarnya tetap di bantaran. Kalau bengawan sudah penuh luapannya Kali Pepe, sekitar aliran Kali Jenes dan Kali Pepe yang Sangkrah dan Gandekan lalu Viaduct Gilingan, itu sering," bebernya.
Dalam antisipasi genangan musim penghujan, timnya kini disibukkan dengan pembersihan sedimentasi alias endapan di saluran air, melalui Unit Layanan Aduan Solo (ULAS) maupun permintaan dari wilayah. Terdapat empat tim bekerja setiap harinya dalam pembersihan.
Selain itu, Luluk Supriyanto menyiapkan sebelas pompa disebar di sejumlah wilayah dalam upaya penanggulangan genangan. Penyiagaan bencana, ungkap dia, disiapkan dengan pertimbangan debit air terkonsentrasi di pintu air Demanggan Solo.
Terlebih dengan kemungkinan pintu air tak dapat dioptimalkan lantaran debit Bengawan Solo alias antisipasiback water.
"Kalau di Solo hujan konsentrasinya di pintu air Demangan. Semua aliran di Solo alirannya ke sana, mulai dari Kali Pepe, Jenes, di sana kan ada yang standby, nanti dipantau terus debitnya, sekitar berapa kita harus siap," papar Luluk Supriyanto.
Sementara itu, ia meminta masyarakat untuk aktif berperan dalam menjaga saluran. Selain turut menjaga kebersihan saluran, Luluk Supriyanto juga mengimbau masyarakat untuk tidak menutup saluran agar tak terjadi genangan selama musim penghujan.
"Seperti kejadian yang sempat viral di Jalan Slamet Riyadi banjir itu (8 Mei 2022), gara-gara itu ketutup sampah, kalau salurannya Insyaa Allah ready," tutur Luluk Supriyanto.
"Prinsip dari drainase itu terbuka semua, tetapi biasanya dari warga itu ditutup, itu menyulitkan kami," tukasnya. (dks)
(and_)