BOYOLALI, solotrust.com - Sebanyak 56 tangki air bersih didistribusikan kepada warga di wilayah Kabupaten Boyolali mengalami kekurangan air bersih, Jumat (01/09/2023). Adapun dari jumlah itu, sebanyak 50 tangki berasal dari PMI Solo dan enam tangki lainnya dari PMI Boyolali.
Ketua PMI Kabupaten Boyolali, Sunarno, mengatakan dropping air bersih merupakan rangkaian kegiatan peringatan ulang tahun ke-78 PMI.
"Kami berkolaborasi dengan PMI Solo membantu air bersih untuk masyarakat bagian Utara Boyolali. Kami trial (uji coba-red) dulu enam tangki. Nantinya PMI Solo membantu 50 tangki," katanya.
Program dropping air bersih ini, PMI sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) selaku satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ditunjuk untuk mengelola data masyarakat kekurangan air bersih.
"Hari ini kami ke Ngaren sekalian jalan. Jadi nantinya kalau untuk jadwal, lebih tepatnya di BPBD sudah ada, kami diarahkan, jadi biar nantinya tidak tumpang tindih. Kami berkolaborasi antara PMI Boyolali, PMI Solo, dan tentunya jadwal dan titiknya sudah sesuai dengan arahan BPBD," jelas Sunarno.
Droppingair bersih ke daerah Utara Boyolali merupakan agenda rutin tahunan saat musim kemarau. Hal ini guna mengatasi kemarau panjang yang memicu kekeringan. Sunarno berkeinginan membuat sumur resapan di daerah tersebut. Pihaknya berharap ada dukungan dari pemerintah daerah.
"Saya punya konsep membuat sumur resapan di daerah Utara sehingga ketika empat tahun atau tiga tahun akan muncul kelembaban di sana. Jadi konsep air hujan ini kan yang di daerah Utara hanya jatuh kembali ke laut begitu saja," kata Sunarno.
"Kalau kita bikin sumur resapan sekitar tiga meter itu banyaknya 3000, maka air hujan akan tertampung di bumi dan di kemudian hari akan muncul kelembaban. Kita harapkan daerah Utara tidak terjadi dropping air bersih setiap tahunnya," tukasnya. (jaka)
(and_)