Hard News

Luncurkan Program Cempaka, Bentuk Komitmen Pemkot Semarang Entaskan Stunting

Jateng & DIY

20 September 2023 13:55 WIB

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryati Rahayu saat peluncuran Program Cempaka dengan sejumlah pengusaha, Selasa (19/09/2023)

SEMARANG, solotrust.com - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu terus menunjukkan komitmennya untuk mengentaskan persoalan stunting di wilayah ibu kota Provinsi Jawa Tengah.

Pada Selasa (19/09/2023), pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berkolaborasi dengan para pengusaha meluncurkan program Cempaka (Cegah Stunting Bersama Pengusaha di Kota Semarang).



Mbak Ita, panggilan akrab wali kota, mengatakan program ini akan melengkapi agenda pengentasan stunting yang sudah ada sebelumnya. Program dimaksud, antara lain Rumah Pelita, Melon Mask, Garang Asem, dan program inovasi lainnya.

Cempaka sendiri merupakan program kolaborasi dengan berbagai stakeholder, terdiri atas pemerintah maupun pengusaha, khususnya pemilik hotel maupun Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI).

Mbak Ita menginginkan makanan berlebih dari hotel bisa diberikan kepada masyarakat membutuhkan. Terlebih lagi, makanan dari hotel pastinya memiliki standar dan nilai gizi baik untuk dikonsumsi.

“Kami melakukan kerja sama dengan pengusaha, di antaranya pemilik hotel dan PPJI. Ini memanfaatkan makanan yang berlebih, jadi bukan makanan sisa. Ya daripada dibuang atau tidak bermanfaat bisa diberikan ke masyarakat yang membutuhkan," kata wali kota.

"Makanan hotel pasti standarnya bagus, sehingga dari itu nanti akan dibagikan oleh Melon Mask (Milenial Gotong Royong Atasi Stunting di Kota Semarang),” tambahnya.

Stunting dan kemiskinan ekstrem menjadi isu yang mendapat perhatian khusus Pemkot Semarang. Adanya program Cempaka, wali kota berharap kedua masalah itu dapat segera terselesaikan.

“Kita bisa efisien tidak menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) karena yang terbesar dalam penanganan adalah pemenuhan makanan tambahan. Kami berharap adanya program ini dapat menambah semangat agar stunting atau pun kemiskinan ekstrem bisa turun di Kota Semarang,” harap Mbak Ita.

Pemerintah Kota Semarang terus melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan masalah stunting dan kemiskinan ekstrem. Anak yang mengalami stunting dapat memengaruhi tumbuh kembangnya yang berakibat pada masa depan mereka.

Melalui berbagai program sudah diluncurkan untuk menyelesaikan masalah stunting maupun kemiskinan ekstrem, diharapkan pada 2024 Kota Semarang zero stunting dan kemiskinan ekstrem.

Atas inovasi ini, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo pun memberikan apresiasi kepada pemerintah Kota Semarang. Dirinya bilang, apa yang dilakukan Pemkot Semarang dapat dicontoh pemerintah daerah lainnya.

“Arahan bapak presiden adalah pentahelix dengan menggerakkan seluruh stakeholder, baik pemerintah atau pun swasta. Tidak hanya pemerintah, TNI, Polri yang bergerak, tetapi juga pengusaha," kata Hasto Wardoyo.

"Di Semarang, saya kira ide yang sangat inovatif. Inilah yang bisa dicontoh pihak lain. Saya kira kalau kota-kota besar bisa menggerakkan perhotelan yang memang mampu mengolah makanan dan bisa mengatasi stunting, ini cocok sekali kerja sama dengan pengusaha,” imbuhnya.

Dengan adanya program Cempaka ini, Hasto Wardoyo berharap dapat menyelesaikan dua masalah sekaligus di Kota Semarang, yakni stunting dan kemiskinan ekstrem.

“Warga yang stunting atau miskin ekstrem harus disentuh dari yang dekat dengan hotel itu, jadi hotel seperti menjadi orangtua asuh. Kalau konsumsi makanan cukup, pastinya dia tidak dimasukkan dalam kemiskinan ekstrem nantinya,” tukasnya.

Stunting di Kota Semarang sendiri per Agustus 2023 terdapat 1.022 kasus. Angka ini turun dari sebelumnya pada Februari 2023 sebanyak 1.340 kasus. (fjr)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya