SOLO, solotrust.com - Wirausaha Merdeka (WMK) sejauh ini telah menghasilkan beberapa pencapaian signifikan bagi mahasiswa peserta program. WMK juga berkontribusi positif terhadap peningkatan keterampilan mahasiswa dengan terus mendorong semangat kewirausahaan dan menyediakan dukungan yang diperlukan, khususnya untuk mahasiswa belajar menjadi wirausahawan muda sukses.
Alasan mengapa program WMK banyak diminati mahasiswa di Indonesia karena program ini cukup menarik dan menantang untuk belajar menjadi entrepreneur. Di Solo sendiri hanya dua perguruan tinggi ditunjuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menjadi koordinator, salah satunya Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Kuota disediakan kampus ini hanya 800 orang. Serangkaian seleksi cukup ketat mulai dari tes tertulis, wawancara, termasuk administrasi (pemberkasan).
Sebanyak 40 mahasiswa UTP dinyatakan lolos program WMK 2023. Ubaidillah, mahasiswa Fakultas Pertanian Prodi Agroteknologi membagikan ceritanya saat mengikuti program WMK. Ubaidillah dan tim membuat brand fashion dengan nama RGHTSIDE. Brand ini berfokus pada produk jaket varsity dengan desain kekinian dan bahan berkualitas.
Ubaidillah mengatakan, ia dan tim membuat jaket varsity dengan merek RGHTSIDE. Produk ini dipilih karena melihat tren meningkatnya minat pakaian khas sekolah dan gaya retro.
"Selain itu, jaket varsity memiliki keunikan dan kesan kuat, memungkinkan kami untuk mengekspresikan kreativitas dalam desain dan memberikan kontribusi pada pasar fashion yang berkembang,” ungkapnya.
Lebih lanjut Ubaidillah juga menceritakan keunggulan jaket varsity garapannya berupa desain inovatif dan kualitas bahan yang dipilih. Ia dan tim juga memberikan perhatian khusus pada detail, seperti bordir logo eksklusif.
“Kami menekankan nilai-nilai keberlanjutan dalam proses produksi, menghadirkan produk yang bukan hanya gaya, tapi juga ramah lingkungan,” imbuhnya.
Selain Ubaidillah, ada pula Galih Sekar Permata Kusuma dari Prodi Agroteknologi semester lima. Ia mengungkapkan alasannya mengikuti WMK karena ingin mencoba hal baru keluar dari zona pertanian dan ingin tahu bagaimana menjadi wirausahawan muda.
Galih Sekar Permata Kusuma dan timnya membuat handmade soap atau sabun organik dengan empat varian, yakni bidara,lengkuas, lavender, dan paling best seller kefir/susu kambing etawa. Handmade soap kreasi tim Galih Sekar Permata Kusuma diberi nama Samurah.id. Samurah, menurut Galih Sekar Permata Kusuma memiliki arti Sabun Murah Indonesia.
“Kami memilih Handmade Soap karena kami ingin membuat produk yang masih berkaitan dengan pertanian. Kami membuat sabun dengan bahan hasil dari pertanian itu sendiri. Keunggulan samurah.id, yaitu bahan aktif yang dipakai karena bahannya riil dari ekstrak tanpa bahan campuran. Tentu packaging juga unik untuk menarik konsumen dan juga praktis dibawa ke mana-mana,” jelas Galih.
Terakhir dari FEB UTP, ada Nabila, mahasiswa akuntansi berhasil membuat produk makanan olahan dari ayam yang dijadikan ricebowl dengan keunggulannya sambal cita rasa Nusantara.
Nabila mengatakan ciri khas ricebowl kreasinya ada di sambal.
"Biasanya kan ricebowl pakai saus, tapi kami pakainya sambal. Ada sambal ijo, sambal bawang dan sambal matah. Sambalnya kami sesuaikan dengan cita rasa Indonesia,” ungkap dia.
Nabila mengatakan, awalnya ingin membuat produk makanan Korean food, yaitu gimbab. Sayangnya, produk ini tidak mendapat persetujuan pihak penyelenggara. Akhirnya, dirinya dan tim memutuskan untuk membuat ricebowl dengan sambal khas rasa Nusantara.
Nabila juga membagikan cerita dari awal program sampai akhirnya bisa mengikuti expo WMK. Dia dan teman satu timnya saat menjalani magang harus belajar di peternakan ayam dan kost selama dua bulan di dekat peternakan. Nabila dan timnya belajar mulai dari hal paling kecil, yakni merawat ayam, memberikan makan dan vitamin sampai bisa menimbang olahan dagingnya, bahkan memisahkan ayam hidup dan mati.
“Kegiatan magang itu benar-benar membuat kami belajar beternak ayam. Nah dari situ kami jadi tahu bagaimana proses beternak ayam, bagaimana memilih daging ayam berkualitas hingga menimbang olahan daging ayam,” bebernya.
Program WMK membuat sebuah pengalaman luar biasa bagi mahasiswa. Mereka semua tentu berharap dengan program ini dapat mengembangkan produknya menjadikan sebuah bisnis hingga nantinya sukses.
Sedari muda mereka belajar menjadi wirausahawan agar tidak menjadi karyawan. WMK juga menjadi bekal bagi mahasiswa setelah lulus kuliah jika ingin mengembangkan usaha.
(and_)