Hard News

Gelar Festival, Disdikbud Boyolali Lestarikan Dolanan Anak yang Hampir Dilupakan

Jateng & DIY

13 Desember 2023 09:48 WIB

Festival dolanan bocah asli Boyolali digelar di Museum R Hamong Wardoyo. Acara ini diikuti siswa tingkat sekolah dasar (SD), Selasa (12/12/2023)

BOYOLALI, solotrust.com - Berbagai cara dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali dalam melestarikan tradisi dolanan anak yang hampir punah di era modern saat ini. 
 
Dolanan anak dikemas dalam festival dolanan bocah asli Boyolali digelar di Museum R Hamong Wardoyo diikuti siswa tingkat sekolah dasar (SD), Selasa (12/12/2023). 
 
Kepala Disdikbud Boyolali, Supana mengatakan, dolanan anak ini hampir punah sehingga perlu dilestarikan. 
 
“Lomba tradisi asli Boyolali ini ada egrang, dakon, dan lompat tali dengan karet. Peserta ada 300 lebih dari siswa SD di Boyolali,” ungkapnya 
 
Festival dolanan anak ini mendapat tanggapan positif dari para guru dan siswa. Lomba ini diikuti siswa SD yang telah melaksanakan tes sekolah.
 
Supana berharap, tradisi dolanan bocah ini tidak dilupakan, mengingat di era modern banyak permainan anak. Selain itu, kegiatan ini sekaligus mengenalkan museum kepada masyarakat, terutama kepada para anak didik di Boyolali. 
 
“Jadi yang hadir di sini mengikuti lomba dan dapat melihat museum, sekaligus sarana edukasi terhadap anak anak. Para pemenang lomba akan diberikan piala serta uang pembinaan dari panitia,” jelas dia. 
 
Kegiatan ini akan diselenggarakan setiap tahun, sekaligus untuk menggali tradisi dolanan anak di Kabupaten Boyolali. 
 
Sementara itu, salah seorang guru SDN Bojong Kecamatan Wonosegoro, Mortantio mengatakan, festival dolanan anak ini cukup menarik bagi anak tingkat sekolah dasar, mengingat permainan anak hampir punah di era sekarang.
 
“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah menyelenggarakan festival l. Tentunya dolanan anak ini hampir punah, dengan kegiatan ini terlihat anak-anak pada senang,” ucapnya. 
 
Adanya lomba ini diharapkan dapat mengingatkan dan mempertahankan tradisi dolanan anak yang hampir dilupakan. 
 
“Permainan zaman nenek moyang ini hampir dilupakan oleh anak-anak sekarang. Kegiatan ini kembali mengingatkan dan mempertahankan permainan anak,” pungkas Mortantio. (jaka)

(and_)