SEMARANG, solotruat.com - Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menyelenggarakan lomba mengemas tempat pemungutan suara (TPS) unik mendapat apresiasi dari berbagai pihak.
Mantan Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Fajar Saka mengatakan, ini merupakan langkah menarik untuk meningkatkan partisipasi pemilih.
"Saya kira tidak ada larangan membuat sayembara TPS paling unik, paling banyak partisipasi pemilih," kata dia, Senin (12/02/2024).
Proses pemungutan suara dinilai menjadi hal sakral harus dilakukan warga negara. Penggunaan hak pilih di bilik suara TPS juga menjadi penentu pemimpin ke depannya.
Menurut Fajar Saka, upaya Pemkot Semarang adalah bukti negara hadir untuk mengajak masyarakat menggunakan hak suaranya.
"Lebih penting mendorong pemilih hadir dengan kesadaran kritis. Jadi setelah kampanye sekian lama, kemudian mereka bisa memahami bahwa memilih adalah hak tertinggi sebagai warga negara," ujarnya.
Fajar Saka juga mendorong Pemkot Semarang mengimbau masyarakat dapat mengabaikan segala bujuk rayu kecurangan pemilihan umum (Pemilu) dari oknum tak bertanggung jawab.
"Semua bujuk rayu dalam bentuk sembako, politik uang bisa diabaikan dan kemudian pemilih menggunakan kuasanya memilih sesuai keyakinan masing-masing," tuturnya.
Diutarakan, masa tenang kampanye merupakan kesempatan pemilih untuk menentukan suaranya, termasuk menjadi ajang pematangan teknis penyelenggara pemilu.
"Masa tenang ini adalah kesempatan pemilih untuk menentukan pilihannya dengan tenang. Bagi penyelenggara, ini bagian dari mematangkan teknis yang tinggal menghitung hari," kata Fajar Saka.
Sebelumnya diberitakan, Pemkot Semarang menyelenggarakan lomba saat proses pemungutan suara pemilihan umum 14 Februari. Hal ini menjadi salah satu upaya meningkatkan partisipasi pemilih di tempat pemungutan suara.
Salah satu petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, Kumaidi mengapresiasi diadakannya lomba ini. Pihaknya akan berusaha mengajak warga berpartisipasi dalam pemungutan suara.
"Ini menjadi motivasi kami untuk bekerja lebih baik, mengawal demokrasi di tingkat TPS," ucapnya.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengungkapkan masing-masing TPS akan menjadi tempat penilaian lomba. Tujuan utamanya menaikkan jumlah partisipasi pemilih.
"Ada lombanya, bisa TPS terbaik atau TPS terunik agar partisipasinya banyak, dapat apresiasi," kata Mbak Ita, sapaan akrabnya, Minggu (11/02/2024).
Adanya lomba ini sejalan dengan arahan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) tentang masyarakat harus menggunakan hak suaranya. Dalam arahan, Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sudjana berharap partisipasi pemilih mencapai angka 80 persen.
"Pemilihan presiden di Kota Semarang pada 2019 bisa sampai 70 persen lebih, hampir mendekati angka 80 persen," sebutnya.
Dengan riwayat pemilu sebelumnya, Mbak Ita menyebut harapan pemerintah akan tercapai, terutama tingkat partisipasi masyarakat berbondong-bondong ke bilik suara.
Wali Kota Semarang wanita pertama ini membebaskan kreativitas masing-masing TPS dalam menarik daftar pemilih tetap menggunakan hak pilih. Menurutnya, memeriahkan pesta demokrasi lima tahunan harus diselenggarakan semenarik mungkin.
Dalam lomba, Pemkot Semarang menggandeng Forum Wartawan Kota (Forwakot) Semarang dalam penilaian dan publikasi TPS unik. (fjr)
(and_)