SUKOHARJO, solotrust.com - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Sukoharjo memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-17 Bawaslu Republik Indonesia dengan penuh rasa syukur dan semangat kebersamaan, meskipun dalam suasana sederhana. Mengusung slogan Konsisten Mengawal Demokrasi, peringatan ini menjadi momen refleksi dan penguatan komitmen untuk terus menjaga dan menegakkan demokrasi secara jujur, adil, dan berintegritas.
Kegiatan peringatan dilaksanakan secara internal di Kantor Bawaslu Kabupaten Sukoharjo, ditandai prosesi pemotongan tumpeng. Acara ini dihadiri jajaran pimpinan, staf sekretariat, dan unsur pengawas pemilihan umum (Pemilu) kecamatan.
Dalam kesempatan itu, Ketua Bawaslu Kabupaten Sukoharjo, Rochmad Basuki, menyampaikan sambutan yang menekankan pentingnya kesiapan seluruh jajaran pengawas pemilu dalam menghadapi dinamika semakin kompleks.
“Dalam perayaan ulang tahun ke-17 Bawaslu RI ini, tentu saja kami mengingatkan bahwa tantangan pengawasan pemilu ke depan bukan semakin ringan, tetapi semakin berat. Tantangan itu datang dari kemajuan teknologi informasi, meningkatnya polarisasi politik, serta dinamika sosial masyarakat yang terus berubah,” kata Rochmad Basuki.
Karenanya dalam situasi tersebut, pengawas pemilu harus terus meningkatkan kapasitas diri, baik melalui pembaruan informasi, pemahaman terhadap kondisi sosial-politik lokal, hingga peningkatan keterampilan dalam mendeteksi dan menindak pelanggaran pemilu.
“Kami mendorong seluruh jajaran pengawas pemilu untuk aktif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya hak politik yang dijalankan secara jujur, adil, dan sesuai dengan asas-asas pemilu. Pengawasan tidak hanya pada aspek teknis, tetapi juga pada penguatan kesadaran berdemokrasi yang sehat,” lanjut Rochmad Basuki.
Kendati dirayakan secara sederhana, semangat diusung dalam peringatan ini tetap tinggi. Pemotongan tumpeng dilakukan sebagai simbol rasa syukur atas perjalanan Bawaslu RI selama 17 tahun, sekaligus harapan agar lembaga pengawas pemilu di tingkat pusat hingga daerah dapat terus menjaga integritas, netralitas, dan profesionalitas dalam menjalankan tugas.
Kilas Balik Sejarah Bawaslu RI
Momentum ulang tahun ini juga menjadi saat tepat untuk mengenang sejarah panjang terbentuknya lembaga pengawas pemilu di Indonesia. Bawaslu RI merupakan lembaga dibentuk untuk menjawab kebutuhan tentang sistem pengawasan pemilu independen, kuat, dan dipercaya publik.
Cikal bakal pengawasan pemilu dimulai pada 1982 melalui pembentukan Panitia Pengawas Pelaksanaan Pemilu (Panwaslak Pemilu) sebagai bagian dari Lembaga Pemilihan Umum (LPU) di bawah Kementerian Dalam Negeri. Lembaga ini muncul sebagai reaksi atas krisis kepercayaan publik terhadap pelaksanaan pemilu pada dekade 1970-an yang sarat kecurangan.
Masuk ke era reformasi, lahir tuntutan untuk membentuk penyelenggara pemilu independen dan bebas dari intervensi penguasa. Pada 1999 dibentuklah Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang berdiri secara mandiri. Seiring dengan itu, pengawasan pemilu juga mengalami perubahan signifikan dengan pembentukan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) bersifat adhoc.
Penguatan kelembagaan pengawasan pemilu dilakukan melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 yang menjadi dasar berdirinya Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebagai lembaga permanen. Dalam undang-undang ini, Bawaslu mendapatkan wewenang untuk melakukan pengawasan, menerima laporan, dan menangani pelanggaran administrasi, pidana, maupun kode etik pemilu.
Kekuatan Bawaslu semakin diperkuat melalui Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011, memperluas struktur kelembagaan hingga tingkat provinsi dan memberikan kewenangan dalam penyelesaian sengketa pemilu. Perubahan penting lainnya adalah penguatan posisi Bawaslu dalam hal rekrutmen jajaran pengawas di semua tingkatan setelah Mahkamah Konstitusi menyatakan kewenangan tersebut sepenuhnya berada di tangan Bawaslu.
Kini, pada usianya ke-17, Bawaslu telah menjelma menjadi salah satu pilar utama demokrasi di Indonesia. Di tengah tantangan zaman terus berubah, Bawaslu Kabupaten Sukoharjo berkomitmen untuk terus mengawal demokrasi dengan penuh tanggung jawab.
“Kami percaya, dengan semangat kolektif dan penguatan nilai-nilai integritas, Bawaslu akan terus menjadi garda terdepan dalam memastikan pemilu yang demokratis dan bermartabat,” tutup Rochmad Basuki. (nas)
(and_)