SUKOHARJO, solotrust.com - Sudah ada sejak 1975, hampir 90 persen warga yang tinggal di kampung gitar, Baki, Kabupaten Sukoharjo bermata pencaharian dan menggantungkan hidupnya dengan membuat gitar.
Bertahannya kampung ini menjadi wisata dan sentra gitar berawal dari pemberdayaan masyarakat yang selalu mengedepankan kearifan lokal. Bahkan, kabarnya kemampuan membuat alat musik gitar sudah dimiliki warga secara turun temurun.
Kendati begitu, membuat gitar membutuhkan keahlian khusus dan ketelatenan agar menghasilkan alat musik yang mulus dan nyaman dimainkan.
Selepas Lebaran tahun ini, penjualan alat musik gitar meningkat cukup signifikan. Hal ini dikatakan salah satu perajin gitar di Baki Sukoharjo, Ahmad.
Tingginya penjualan ini tdak lepas dari sistem penjualan secara offline maupun online diterapkan perajin gitar. Menurut Ahmad, sistem penjualan online lebih efisien dalam menjangkau pelanggan.
"Penjualan dalam sebulan bisa mencapai ratusan hingga ribuan,“ ucap dia.
Menariknya, kampung gitar Baki, Sukoharjo juga menawarkan pemesanan gitar custom khusus yang tidak dijual di pasaran. Konsumen bisa menentukan desain dan bahan yang ingin digunakan sesuai keinginan, baik dari kayu mahoni, kayu jati belanda, kayu waru maupun sengon.
Bukan hanya dibeli para pecinta dan pemain alat musik petik dari Indonesia, gitar asli perajin lokal juga mampu memikat pasar internasional. Beberapa negara tetangga tercatat pernah menjadi tujuan ekspor gitar akustik hingga ukulele buatan kampung gitar Baki Sukoharjo, di antaranya Singapura, Filipina, Malaysia, termasuk sejumlah negara Eropa.
*) Reporter: Fredy Hengki Setiawan
(and_)