SUKOHARJO, solotrust.com - Memanfaatkan lahan tandus tanah kas desa, kini tumbuh subur 1.600 tanaman pohon Alpukat Miki yang dikenal dengan harganya super mahal. Adalah Suharno, Kepala Desa (Kades) Polokarto Kecamatan Polokarto Sukoharjo yang memiliki inisiasi lahan tandus kas desa menjadi lahan produktif.
Menurut Suharno, sebelumnya lahan tandus kas desa hanya dimanfaatkan untuk budidaya singkong.
"Sebelumnya lahan ini paling banter cuma ditanami singkong, tapi alhamdulillah setelah diolah dengan baik kini jadi lahan subur dengan tanaman alpukat yang sudah mulai banyak berbuah," ungkapnya, Selasa (25/02/2024).
Kebun ini merupakan rintisan untuk menuju desa wisata petik buah alpukat. Tercatat dari total empat hektare lahan, dua hektare di antaranya sudah banyak tanaman alpukat berbuah. Bibit alpukat sendiri berasal dari bantuan coorporate social responsibility (CSR) alias tanggung jawab social dari PT PLN (Persero).
"Meski belum banyak, tapi sudah beberapa kali panen. Saat ini mayoritas lagi berbunga, kami prediksi September nanti petik buah alpukat sudah bisa dilakukkan," kata Suharno.
Pengelolaan kebun alpukat melibatkan beberapa warga sekitar. Di sela tanaman alpukat, ditanami kacang sehingga bisa panen dua komoditas pangan.
"Kebun ini kami harapkan menjadi berkah untuk semua. Kami berharap hari ini dan kelak akan memberikan dampak ekonomi bagi warga sekitar,” tambah kades.
Sementara itu, Camat Polokarto, Heri Mulyadi, mengatakan beberapa tahun silam wilayahnya mendapat bantuan bibit alpukat dari PLN. Bibit buah itu ditanam secara merata di 17 desa, termasuk Desa Polokarto.
"Kami melakukan sistem tumpangsari dengan memercayakan warga sekitar. Di sela tanaman alpukat ditanami kacang yang ini juga memiliki nilai ekonomis cukup tinggi," paparnya.
Terkait budidaya, warga tidak mengerjakannya sendiri, namun selalu bersinergi dengan dinas terkait dalam hal ini Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo.
"Selain sebagai salah satu upaya ketahanan pangan, budidaya alpukat ini juga jadi harapan ekonomi dan masa depan untuk warga. Selain mendapat pendampingan dari PLN, petani kami juga dibina dinas terkait," terang Heri Mulyadi.
Sementara itu, salah satu warga Polokarto, Suryo mengutarakan budidaya tanaman alpukat membawa harapan baru dengan hasil lebih menjanjikan. Hal itu bisa dilihat dari beberapa kali panen, hasilnya cukup menggiurkan.
"Usianya mungkin lebih lama dari tanaman padi atau sejenisnya, tapi kalau sudah panen hasilnya tidak kalah, bahkan kalau dihitung lebih untung budidaya alpukat," sebutnya.
Diketahui, jenis alpukat ditanam di Kecamatan Polokarto adalah Miki. Berdasarkan penelusuran yang dilakukan, satu kilogram Alpukat Miki dibanderol di kisaran harga Rp102 ribu. (nas)
(and_)