Hard News

Wali Murid Beda Pilihan Politik, 3 Siswa TK di Rembang Dikeluarkan dari Sekolah

Jateng & DIY

24 November 2024 11:01 WIB

Tiga siswa TK Darul Fiqri Rembang dikeluarkan dari yayasan lantaran wali muridnya beda pilihan politik dengan pemilik sekolah di pilkada 2024

REMBANG, solotrust.com - Tiga siswa TK Darul Fiqri di Dukuh Cikalan, Desa Pamotan, Kecamatan Pamotan, Rembang dikeluarkan dari yayasan lantaran wali muridnya beda pilihan politik dengan pemilik sekolah di pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.
 
Icha, Bian, dan Chaca adalah siswa TK Darul Fiqri yang orang tuanya tak bisa mematuhi perintah pihak yayasan untuk mencoblos salah satu pasangan calon (Paslon) bupati dan wakil bupati Rembang.  
 
Ambarwati, wali murid dari Icha mengatakan, dirinya tak bisa mengikuti perintah pihak TK Darul Fiqri karena sudah mempunyai pilihan paslon sendiri sesuai hati nuraninya. Tetap pada pendiriannya dan tak bisa lagi ditawar, dirinya memilih anaknya dikeluarkan dari sekolah. 
 
"Pada Hari Kamis kami didatangi Pak Joko Suryanto sama Bu Umi dan Bu Ima selaku guru anak saya TK. Lah, di situ Pak Joko bilang kalau anaknya yang sekolah di TK Darul Fiqri harus mencoblos paslon tertentu. Kalau tidak harus keluar," ucapnya, Sabtu (23/11/2024).
 
Ambarwati merasa pilihan politiknya benar dan menolak calon yang bertindak semena-mena. Menurutnya, beda pilihan itu wajar, namun karena pemilik yayasan tetap pada pendiriannya, terpaksa anaknya jadi korban.
 
"Lha saya bilang, kalau dibagi gimana Bu Umi, boleh apa tidak? Kata Bu Umi, tidak boleh harus semua," jelas dia.
 
Senada, Jamilah, orang tua Chaca mengaku kaget usai mengetahui anaknya dicoret dari peserta didik di TK Darul Fiqri. Saat mencoba mengonfirmasi melalui sambungan telepon kepada pihak TK Darul Fiqri, ia sempat diminta memilih paslon tertentu, namun dirinya menolak.
 
"Katanya Mba Chaca juga di-blacklist, tapi kok tidak datang ke rumah. Soalnya mbaknya sudah dekat sama Mas Juremi. Terus ditanya, kalau mbaknya nyoblos paslon tertentu gimana? Maaf Bu saya sudah punya pilihan. Terus bilang, ya sudah kalau tidak bisa ya mohon maaf terpaksa harus dikeluarkan dari sekolah," imbuhnya. 
 
Sementara itu, Kepala TK Darul Fiqri mengaku belum bisa memberikan keterangan saat dihubungi lewat panggilan telepon. Ia hanya bersedia memberikan keterangan jika didatangi langsung ke TK Darul Fiqri. 
 
"Saya belum bisa klarifikasi tentang ini. Kalau mau lebih jelasnya bisa datang ke sekolah langsung, kalau lewat handphone saya tidak bisa," jawabnya.
 
Saat awak media mendatangi lokasi, TK Darul Fiqri tidak ada aktivitas apa pun. Kendati sempat menunggu beberapa jam dan menghubungi lewat WhatsApp, pihaknya tidak juga menemui.
 

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya