Pend & Budaya

Warga Desa Sruni Boyolali Gelar Tradisi Arak Sapi dan Gunungan Keliling Kampung

Pend & Budaya

07 April 2025 14:08 WIB

Warga Desa Sruni, Musuk, Boyolali menggelar tradisi syawalan mengarak hewan sapi dan gunungan, Senin (07/04/2025). (Foto: Dok.solotrust.com/jaka)

BOYOLALI, solotrust.com - Sejumlah hewan ternak sapi di sisi Timur lereng Gunung Merapi, tepatnya di Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Boyolali diarak keliling kampung dalam tradisi syawalan, Senin (07/04/2025). Selain sapi, warga juga mengarak gunungan berukuran besar dibuat dari hasil bumi seperti sayur sayuran.

Sebelum diarak,  warga setempat terlebih dahulu melakukan ritual kenduri di jalan tengah kampung mereka. Setelah melakukan ritual kenduri, sapi yang akan diarak keliling kampung dikalungi ketupat, diberi minyak wangi, dan disiram air kembang yang sudah didoakan tokoh masyarakat setempat.



Usai menjalani ritual, hewan ternak sapi milik warga selanjutnya diarak keliling kampung, diringi tarian khas warga lereng Gunung Merapi. Tradisi ini oleh masyarakat setempat disebut dengan istilah bakdo sapi. 

Tokoh masyarakat Desa Sruni, Jaman mengatakan, bakdo sapi pada syawalan ini merupakan tradisi turun temurun sejak nenek moyang pada zaman dahulu. Tradisi ini berlanjut hingga sekarang dan dilakukan warga setiap hari kedelapan pada Bulan Syawal (penanggalan Hijriah).

“Tradisi ini menunjukkan rasa syukur kita kepada Tuhan yang Maha Esa telah memberikan banyak rezeki melalui hasil pertanian dan peternakan,” katanya kepada solotrust.com.

Peternakan merupakan hal terpenting bagi kehidupan warga di sisi lereng Gunung Merapi. Peternakan hewan sapi menjadi penopang kehidupan ekonomi warga.


“Kami dari peternakan sapi ini dapat menghasilkan pupuk, daging, dan juga anak dari induk sapi. Pupuk sendiri bisa buat tanaman karena warga di sini mayoritas petani,” jelas Jaman.

Adapun tujuan hewan sapi diarak keliling kampung dalam tradisi ini agar dapat bertemu sapi lainnya sehingga dapat berkembang biak.

“Kalau bertemu dengan sapi lainnya nanti bisa timbul birahi, setelah itu sapi bisa bunting dan menghasilkan anak sapi,” tambahnya.

Warga setempat, Eko Raharjo bilang, tradisi ini merupakan warisan dari nenek moyang, digelar setiap Syawal.

“Sebelumnya sapi dimandikan, dikalungi ketupat lalu diberi minyak wangi pada bagian kepala sapi,” katanya.

Menurut warga lainnya, Anto, tradisi syawalan mengarak hewan sapi keliling kampung perlu dilestarikan sehingga para peternak dan juga petani dapat lebih makmur serta sejahtera.

“Kata nenek moyang dulu kalau syawalan itu lebarannya sapi, makanya kami meneruskan hingga sekarang ini. Sapi merupakan sumber kehidupan warga di sini,” pungkas dia. (jaka)

(and_)

Berita Terkait

Warga Lereng Merapi Arak Ratusan Sapi Keliling Desa, Dikalungi Ketupat dan Diberi Parfum

Kencan di Hotel, 2 Pelaku Kriminal Gondol Motor dan HP Milik Warga Semarang

Pengusaha Muda Boyolali Cari Anggota dan Ketua Kadin

Kader Muslimat NU Andong Boyolali Gelar Jalan Sehat Keliling Kampung

Kaesang Pangarep Hadiri Halal Bihalal Kader Partai di Boyolali

Bank Boyolali Lakukan Pengundian Tabungan Simasda Periode 10

Hadiri Halal Bihalal Muslimat NU Andong, Wabup Boyolali Dwi Fajar Ajak Tingkatkan Sinergitas

Ribuan Warga Banyudono Boyolali Berebut Gunungan Hasil Bumi di Pasar Pengging Baru

Perayaan Iduladha Keraton Solo, Masyarakat Berebut Gunungan di Grebeg Besar

Dugderan 2024 Makin Meriah, Banyak Beduk Raksasa dan Gunungan Ganjel

Tradisi Sebaran Apem Keong Emas di Banyudono Boyolali, 30 Ribu Kue Apem jadi Rebutan

Label Halal Indonesia Disebut Jawa Sentris, Ini Penjelasan Kemenag

Peringati Maulid Nabi di Tengah Pandemi, Masjid Agung Surakarta hanya Gelar Pengajian

Santri di Boyolali Kirab Bendera Merah Putih 1000 Meter Keliling Kampung

Meriahkan HUT RI, Warga Jelok Boyolali Keliling Kampung 2 Km

Tradisi Syawalan, Warga Lereng Merapi di Musuk Boyolali Arak Sapi Keliling Kampung

Jelang Ramadan, Warga Lereng Merapi Pawai Keliling Kampung

Warga Lereng Merapi Arak Ratusan Sapi Keliling Desa, Dikalungi Ketupat dan Diberi Parfum

Tradisi Syawalan, Warga Lereng Merapi di Musuk Boyolali Arak Sapi Keliling Kampung

Uji Coba Kereta Uap Jaman Belanda Sempat Mengalami Kendala

Festival Kota Lama Semarang Tampilkan Motor dan Mobil Antik Jaman Belanda

Pemkab Batang Akan Kembangkan Wisata Sejarah

Ini Dia Cara Mendidik Kids Zaman Now Ala Kak Seto

Berita Lainnya