Hard News

BMKG: Cuaca Masih Dinamis dan Ekstrem, Transportasi Darat, Laut, dan Udara Perlu Waspada

Nasional

4 Juli 2025 11:24 WIB

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Dwikorita Karnawati. (Foto: bmkg.go.id)

JAKARTA, solotrust.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi cuaca yang masih dinamis dan berpotensi ekstrem di berbagai wilayah Indonesia.

Imbauan ini menjadi semakin penting, mengingat saat ini merupakan masa libur sekolah atau high season, di mana aktivitas masyarakat untuk berwisata dan bepergian ke luar kota mengalami peningkatan signifikan. Kendati sebagian wilayah telah memasuki musim kemarau, kondisi atmosfer dan laut masih sangat dinamis dan bisa berdampak pada keselamatan serta kelancaran aktivitas masyarakat.



Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Dwikorita Karnawati, mengatakan sesuai hasil prakiraan dan peringatan dini BMKG yang disampaikan sepekan sebelumnya, selama sepekan terakhir telah terjadi berbagai kejadian cuaca ekstrem berdampak signifikan, seperti hujan lebat, angin kencang, banjir, longsor, hingga kecelakaan transportasi. Salah satunya insiden kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada 2 Juli 2025, serta sejumlah gangguan penerbangan akibat cuaca buruk.

“Kondisi ini nampaknya sesuai dengan peringatan dini yang sudah kami keluarkan sejak H-1, bahkan hingga sepekan sebelumnya, baik untuk sektor publik, pelayaran, maupun penerbangan. BMKG secara rutin memperbarui prakiraan cuaca dan potensi gangguan cuaca ekstrem melalui berbagai kanal komunikasi,” kata Dwikorita Karnawati, dilansir dari laman resmi Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika, bmkg.go.id.

BMKG mencatat hingga akhir Juni 2025, sekira 30 persen zona musim di Indonesia telah memasuki periode musim kemarau. Angka ini masih jauh di bawah kondisi klimatologis normal, di mana pada akhir Juni biasanya lebih dari 60 persen wilayah telah mengalami musim kemarau.

Kondisi ini dipicu anomali curah hujan yang berada di atas normal sejak awal Mei dan terus berlanjut hingga saat ini. Data BMKG menunjukkan hujan kategori atas normal tercatat di sekitar 53 persen wilayah Indonesia, terutama di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, sebagian Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

“Cuaca ekstrem juga masih berlangsung hingga awal Juli, seperti yang tercatat pada 2 Juli 2025, ketika Stasiun Geofisika Deli Serdang mencatat curah hujan ekstrem sebesar 142 mm, dan Stasiun Meteorologi Rendani Papua Barat sebesar 103 mm,” papar Dwikorita Karnawati.

Menjelaskan lebih jauh, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyampaikan dinamika atmosfer memicu cuaca ekstrem saat ini dipengaruhi sejumlah faktor global dan regional. Kendati fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) berada di fase kurang aktif, kondisi atmosfer masih sangat labil akibat lemahnya Monsun Australia dan aktifnya gelombang ekuator seperti Rossby dan Kelvin.

“Hal ini menyebabkan udara di wilayah Selatan Indonesia tetap lembap dan mendukung pembentukan awan hujan, bahkan di wilayah-wilayah yang secara klimatologis seharusnya sudah memasuki musim kemarau,” jelasnya.

Menurut Guswanto, kondisi laut juga turut memperparah potensi cuaca ekstrem. Bibit siklon tropis 98W terpantau di sekitar Luzon memang tidak berdampak langsung ke Indonesia, namun menyebabkan peningkatan kecepatan angin di Laut Cina Selatan.

Sementara itu, sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Sumatra dan Samudra Pasifik utara Papua Nugini menciptakan zona konvergensi dan konfluensi di beberapa perairan Indonesia, seperti Laut Jawa, Laut Flores, dan wilayah Maluku bagian utara.

“Fenomena ini meningkatkan risiko gelombang tinggi dan hujan lebat di perairan terbuka. Kondisi ini perlu menjadi perhatian serius bagi sektor pelayaran dan nelayan,” tegasnya.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menambahkan, prakiraan cuaca mingguan periode 4 hingga 10 Juli 2025 menunjukkan potensi hujan lebat masih tinggi di berbagai wilayah.

Dalam periode 4 hingga 6 Juli, wilayah yang perlu diwaspadai, antara lain Sulawesi Barat, Maluku, dan Papua Selatan untuk kategori siaga hujan lebat. Sementara angin kencang berpotensi terjadi di Kepulauan Riau, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, dan beberapa wilayah di Sulawesi dan Papua.

“Pada 7 hingga 10 Juli, potensi hujan sangat lebat, bahkan diperkirakan di Papua Pegunungan, sementara wilayah Maluku masih masuk kategori siaga. Masyarakat harus tetap waspada, terutama terhadap banjir bandang, longsor, dan gangguan aktivitas harian,” ujar Andri Ramdhani.

Menyikapi kondisi tersebut, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Dwikorita Karnawati mengimbau seluruh operator transportasi darat, laut, dan udara secara aktif memantau dan mematuhi informasi cuaca dan peringatan dini yang dikeluarkan BMKG. Pihaknya menekankan kepatuhan terhadap informasi meteorologi harus menjadi bagian dari prosedur standar operasional transportasi, demi keselamatan jiwa dan kenyamanan masyarakat luas.

“Keselamatan harus menjadi prioritas. Pengambilan keputusan dalam operasional transportasi harus mengacu pada data meteorologi yang kami sampaikan secara resmi dan berkala,” tegasnya.

Dwikorita Karnawati juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tidak mengabaikan informasi cuaca, terutama ketika merencanakan perjalanan selama masa liburan sekolah. Selain itu, pemangku kepentingan di sektor pemerintahan, kebencanaan, pertanian, logistik, hingga pariwisata diimbau untuk menggunakan data cuaca sebagai dasar perencanaan kegiatan.

“Cuaca saat ini tidak bisa diprediksi hanya dengan kebiasaan atau intuisi. Kita semua perlu berbasis data dan bersiap menghadapi dinamika iklim yang terus berubah. Informasi cuaca lengkap dapat diakses melalui berbagai kanal komunikasi resmi BMKG, seperti aplikasi infoBMKG, situs http://www.bmkg.go.id, serta media sosial resmi @infoBMKG,” ujarnya.

(and_)

Berita Terkait

Waspada Cuaca Ekstrem Mengintai, BMKG Sebut Bibit Siklon Muncul di Samudra Hindia

BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Jelang Mudik Lebaran 2025

BMKG Sediakan Informasi Cuaca Terintegrasi, Dukung Kelancaran Mudik Lebaran 2025

BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai Sebagian Wilayah Indonesia di Awal Februari 2025

Waspadai Eskalasi Cuaca Ekstrem di Jateng dan DIY, BMKG Ingatkan Potensi Bencana

Mau Liburan Nataru? BMKG: Cek Info Cuaca Sebelum Berpergian!

Dampak Perubahan Iklim pada Kemarau, Begini Kata Peneliti Klimatologi

Pastikan Keselamatan Perjalanan Lebaran 2025, BMKG Intensifkan Layanan Informasi Cuaca Maritim

Waspada Cuaca Ekstrem Mengintai, BMKG Sebut Bibit Siklon Muncul di Samudra Hindia

Tangani Banjir di Beberapa Wilayah, Pemerintah Terjunkan Tenaga Kebencanaan dan Salurkan Bantuan

Waspadai Eskalasi Cuaca Ekstrem di Jateng dan DIY, BMKG Ingatkan Potensi Bencana

Waspadai Bencana Hidrometeorologi, La Nina Berlangsung hingga April 2025

BMKG: Musim Kemarau 2025 Mundur dan Berdurasi Lebih Pendek

Pastikan Keselamatan Perjalanan Lebaran 2025, BMKG Intensifkan Layanan Informasi Cuaca Maritim

Waspada Cuaca Ekstrem Mengintai, BMKG Sebut Bibit Siklon Muncul di Samudra Hindia

BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Jelang Mudik Lebaran 2025

Tangani Banjir di Beberapa Wilayah, Pemerintah Terjunkan Tenaga Kebencanaan dan Salurkan Bantuan

BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai Sebagian Wilayah Indonesia di Awal Februari 2025

ITDP Bersama Kemenhub Luncurkan Hasil Studi Reformasi dan Peta Jalan Elektrifikasi Transportasi Publik Perkotaan di Pekanbaru, Surabaya, dan Surakarta

KAI Hadirkan 102 Water Station di 39 Stasiun, Dukung Transportasi Ramah Lingkungan

Indonesia-Prancis Perdalam Kemitraan Sektor Transportasi dan Pengembangan SDM

Rivan A Purwantono: Harhubnas Jadi Momentum Penting untuk Kemajuan Transportasi Nasional

Dishub Siap Bangun Transportasi Lebih Efisien dan Efektif di Jateng

KPTS Ajak Polantas Evaluasi Keselamatan Pejalan Kaki di Simpang Lima

BMKG: Waspadai Siklon Tropis dan Seruakan Dingin Pengaruhi Cuaca Indonesia Pekan Ini

BMKG: Puncak Musim Hujan Ancam Jawa Tengah

Mau Liburan Nataru? BMKG: Cek Info Cuaca Sebelum Berpergian!

BMKG: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem, meski Sebagian Besar Wilayah Masuk Musim Kemarau

BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan!

Bencana Hidrometeorologi Landa Jawa Barat, Begini Penjelasan BMKG

Waspada Cuaca Ekstrem Mengintai, BMKG Sebut Bibit Siklon Muncul di Samudra Hindia

BMKG: Waspadai Siklon Tropis dan Seruakan Dingin Pengaruhi Cuaca Indonesia Pekan Ini

BMKG: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem, meski Sebagian Besar Wilayah Masuk Musim Kemarau

BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan!

Bencana Hidrometeorologi Landa Jawa Barat, Begini Penjelasan BMKG

Berita Lainnya