SOLO, solotrust.com - Monumen Pers Nasional yang telah diresmikan sejak 1978 memiliki berbagai koleksi menarik mengenai sejarah dan perkembangan pers di Indonesia. Pengunjung dapat melihat berbagai pameran, menampilkan surat kabar dan majalah dari masa ke masa, mesin cetak tua, hingga berbagai artefak penting lainnya berhubungan dengan dunia jurnalistik.
Selain itu, monumen ini juga dilengkapi perpustakaan umum dan perpustakaan anak, menyediakan beragam koleksi buku yang dapat dinikmati semua kalangan, termasuk mahasiswa untuk menyusun skripsi tau pun riset.
Monumen Pers juga memiliki Ruang Digitalisasi. Ruangan ini digunakan untuk mendigitalisasi koran-koran lama. Surat kabar lawas, termasuk majalah dan tabloid di-scan kemudian diarsipkan secara digital menjadi e-paper.
Di dalam area Monumen Pers juga terdapat penanda yang dapat digunakan untuk menunjukkan arah berupa stiker warna oranye dan biru. Stiker ini digunakan untuk memandu pengunjung menuju lokasi yang ingin dikunjungi. Stiker warna oranye untuk menuju Perpustakaan Monumen Pers, sedangkan warna biru untuk berkunjung ke ruang baca majalah dan media cetak (e-paper).
Menurut salah satu mahasiswa magang di Monumen Pers, Aulia, monumen ini biasanya ramai pengunjung saat Jumat. Sementara untuk perpustakaan, dikatakan mahasiswa magang lainnya, Ozi, biasanya ramai pengunjung ketika akhir pekan.
"Perpustakaan biasanya ramai pengunjung pas weekend (akhir pekan-red), paling ramai di Hari Sabtu," bilangnya.
*) Reporter: Putu Citra Aditama/Mochammad/Miftah Nur Faizin
(and_)