JAKARTA, solotrust.com – Upaya pengendalian harga pangan, khususnya beras, terus dilakukan Badan Urusan Logistik (Bulog), meskipun data harga beras di pasar sudah mengalami penurunan. Berdasarkan paparan dari Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, didapatkan data terbaru menunjukkan jumlah kabupaten/kota mengalami kenaikan harga beras menurun tajam.
Jika dua pekan lalu tercatat 214 kabupaten/kota mengalami kenaikan, kini angka tersebut berkurang menjadi hanya seratus kabupaten/kota. Sebaliknya, tren penurunan harga juga meluas dari sebelumnya hanya terjadi di 58 kabupaten/kota, pada pekan lalu penurunan harga beras tercatat di 105 kabupaten/kota.
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, mengatakan pihaknya akan terus memastikan langkah-langkah pengendalian inflasi beras berjalan konsisten. Turunnya jumlah daerah mengalami kenaikan harga, sekaligus meluasnya daerah dengan tren penurunan harga menunjukkan intervensi yang dilakukan Bulog mulai efektif.
“Kami akan terus memperkuat distribusi, memperluas pasar, dan berkoordinasi dengan berbagai pihak agar harga beras tetap terkendali,” ujarnya, dilansir dari laman bulog.co.id, Rabu (10/09/2025).
Dalam sepekan terakhir, Bulog mengambil langkah strategis dengan memperluas jaringan penjualan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ke pasar-pasar strategis, termasuk yang masuk dalam pencatatan panel SP2KP milik Kementerian Perdagangan. Langkah ini dilakukan agar masyarakat lebih mudah mendapatkan beras dengan harga terjangkau di lokasi-lokasi utama yang memengaruhi pergerakan indeks harga.
Selain itu, perhatian khusus juga diberikan kepada 214 kabupaten/kota yang sebelumnya mengalami lonjakan harga beras. Bulog menempatkan wilayah-wilayah tersebut sebagai prioritas intervensi melalui penyaluran beras SPHP lebih masif guna menekan gejolak harga di tingkat konsumen.
Upaya pengendalian tidak dilakukan sendiri. Bulog secara aktif berkoordinasi dengan lintas kementerian/lembaga, baik di tingkat pusat maupun daerah, termasuk sinergi pentahelix menggandeng TNI dan Polri, cendekiawan, ritel modern, pengecer di pasar tradisional dan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Keterlibatan aparat ini bertujuan memperkuat kelancaran distribusi, menjaga keamanan rantai pasok, hingga memastikan program Gerakan Pangan Murah (GPM) berjalan tertib di lapangan.
Lebih jauh, pengendalian inflasi pangan ini juga dibahas secara menyeluruh dalam rapat koordinasi nasional bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Pertanian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Pangan, serta Perum Bulog. Hasil rapat menegaskan, keberhasilan menekan laju inflasi tidak bisa dilihat sebagai capaian satu institusi semata, melainkan hasil kerja kolektif seluruh pihak yang bergerak serentak di hulu maupun hilir.
“Kami tegaskan bahwa pengendalian inflasi pangan, khususnya beras adalah hasil kerja bersama berkat koordinasi dan sinergi pentahelix. Bulog hanya salah satu bagian penting dalam ekosistem tersebut. Peran Kemendagri yang utama, TNI dan Polri sebagai motor di lapangan, BAPANAS sebagai regulator pangan, BPS sebagai penyedia data akurat, Kementan dalam mendukung produksi pangan, media berperan dalam penyampaian berita positif, para cendekiawan memberikan saran masukan terbaik sesuai bidangnya dan tentunya atas koordinasi serta pengendalian oleh menko bidang pangan, semua saling terkait dan saling melengkapi. Sinergi pentahelix ini yang membuat pengendalian inflasi beras mulai menunjukkan hasil yang nyata,” papar Ahmad Rizal Ramdhani menambahkan.
Hasil yang tercatat pekan ini menjadi sinyal positif intervensi pasar dilakukan tidak sia-sia. Penurunan harga beras di 105 kabupaten/kota, sekaligus turunnya jumlah daerah dengan kenaikan harga menjadi separuh dari dua pekan sebelumnya merupakan capaian penting. Hal ini menunjukkan mekanisme pasar mulai merespons ketersediaan pasokan lebih lancar dan terjangkau.
Bulog memastikan langkah stabilisasi ini akan terus berlanjut. Tak hanya memperkuat jaringan distribusi, namun juga menjaga konsistensi stok beras nasional dalam jumlah cukup. Ketersediaan pasokan akan menjadi kunci utama agar tren positif ini terus berlanjut, sehingga inflasi pangan, khususnya beras dapat ditekan hingga ke level aman dan terkendali.
(and_)