Hard News

Kalangan Budayawan Minta Kejelasan Pemkot Terkait Penataan Kawasan Sriwedari

Jateng & DIY

25 April 2018 17:19 WIB

Suasana saat audiensi kalangan budayawan dengan Pemerintahan Kota (pemkot) Surakarta di Balai Tawangarum Kompleks Balai Kota Surakarta, Rabu (25/4/2018). (solotrust.com/vin)

SOLO, solotrust.com – Sejumlah kalangan budayawan dan pemerhati budaya di Kota Solo mendatangi Balai Kota Surakarta, Rabu (25/4/2018). Kedatangan mereka untuk meminta kejelasan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta terkait rencana penataan kawasan Sriwedari. Mereka resah lantaran selama ini rencana Pemkot dalam menata kawasan Sriwedari itu tidak konsisten.

Kedatangan belasan budayawan, akademisi, seniman, dan pemerhati heritage itu ditemui langsung oleh Wakil Wali Kota (Wawali) Surakarta Achmad Purnomo yang juga sebagai Ketua Tim Pembangunan Masjid Taman Sriwedari Surakarta (MTSS) beserta jajaran pengurus pembangunan masjid lainnya.



“Dari dulu berganti kepala daerah, penataan Sriwedari akan dilakukan dan selalu berubah-ubah. Tidak sustainable. Kemudian sekarang akan ditata ulang,” kata Ketua Komunitas Soeracarta Heritage Society, Yunanto Sutyastomo di Balai Tawangarum Kompleks Balai Kota Surakarta, Rabu (25/4/2018).

Dirinya berharap Pemkot agar lebih memperhatikan penataan kawasan cagar budaya dan ikon budaya bagi Kota Solo itu. Dikatakannya, dalam perencanaan penataan kawasan Sriwedari yang dibeberkan Pemkot, ada beberapa bangunan yang akan dipertahankan dan dirobohkan. Dia meminta agar dalam penataan tidak menghilangkan unsur heritage dan Sriwedari sebagai simbol kota Solo.

"Pemerintah berencana membuat Masjid Taman Sriwedari Surakarta sebagai ikon Sriwedari. Apa yang menjadi ikon Sriwedari? Jika Solo adalah kota budaya, maka pusat budaya ada di Sriwedari. Lalu apa yang menjadi ikon Sriwedari?,” ucapnya.

Sementara, perwakilan budayawan lain, Zulkarnain meminta pemkot memahami secara keseluruhan tentang kawasan yang akan ditata. Bukan hanya secara fisik, pemahaman itu juga menyangkut roh dan sejarah kawasan.

"Jadi kami ingin meminta penjelasan soal bagaimana konsep pemkot dalam menata kawasan Sriwedari. Kami ingin tahu bagaimana sebenarnya konsep penataannya?,” ujar dia. (vin)

(wd)

Berita Terkait

Gibran Buru Penyebar Hoax Menara Masjid Sriwedari Ambruk

Kontraktor Atur Pembangunan MTTS Agar Tak Timbul Kebisingan

Pemkot Alihkan Anggaran Pembangunan Menara Masjid Sriwedari

Disparta Upayakan Usulan Pedagang Kawasan Sriwedari.

Pemkot Klaim Penataan Kawasan Sriwedari Tak Hanya Berfokus Pada Pembangunan Masjid Sriwedari

Masyarakat Usulkan Dua Menara Utama di Masjid Sriwedari, Ini Tanggapan Panitia Pembangunan

Wayang Orang Sriwedari, Seni Pertunjukan Teater Jawa yang Tak Lekang Waktu

Es Kapal dan Siomay di Sriwedari Solo, Rekomendasi Kuliner dengan Harga Terjangkau

Menengok Busri, Pasar Buku Legendaris yang Mulai Sepi Pembeli

Melihat Kawanan Rusa di Taman Sriwedari, Wisata Murah Meriah Warga Solo

Es Kapal Sriwedari, Jajanan Segar Menggugah Selera di Tengah Kota

Menikmati Kelezatan Es Kapal di Tengah Panasnya Kota Solo

Cinnamon Restaurant The Alana Hotel Hadirkan Smoked Local Tomahawk di Momen Liburan

Kepala Daerah Sepakat Satukan Langkah Majukan Ekonomi Kawasan melalui Solo Raya Great Sale 2025

Bening Kekasihku, Nikah Mudah Sesuai Harapanku

Lantatur, Inovasi Praktis Layanan Disdukcapil Solo Tanpa Turun dari Kendaraan

Tingkatkan Respons Kebakaran, Dinas Pemadam Kebakaran Solo Lakukan Perjanjian Kerja Sama dengan Swasta

NOBAR Kerusuhan Mei 1998 di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Solo

NOBAR Kerusuhan Mei 1998 di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Solo

Kolaborasi Antarsanggar Warnai Kesuksesan Festival Semarak Budaya Indonesia 2025

Festival Semarak Budaya Indonesia 2025 Suguhkan Ragam Warna Budaya lewat 10 Sanggar di Hari Pertama

Begini Cara Ikut Pajak Pemutihan 2025 di Kota Solo

Ucapan Selamat dan Haru Warnai Acara Pisah Sambut Wali Kota Solo

Pungkasi Jabatan Wali Kota Solo, Teguh Prakosa Pulang Jalan kaki dari Balai Kota

Berita Lainnya