SOLO, solotruat.com - Harga berbagai komoditas cenderung mengalami kenaikan di momen bulan Ramadan hingga Lebaran. Lonjakan harga tersebut pasti memicu terjadinya inflasi.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo, Bandoe Widiarto, selama 3 tahun berturut turut komoditas penyebab inflasi yaitu daging ayam ras, tarif angkutan udara, dan tarif angkutan antar kota.
"Daging ayam ras memang komoditas yang paling banyak diminati sehingga stok berapapun akan selalu dirasa kurang. Stok makin sedikit dan permintaan banyak, akibatnya harga naik. Sekarang sudah mencapai Rp 35 ribu padahal HET daging ayam ras Rp 32 ribu,” tutur Bandoe, yang juga selaku Sekretaris Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) pada solotrust.com, Sabtu (19/5/2018).
Terkait tarif angkutan udara, kata Bandoe, Kementerian Perhubungan telah menetapkan tarif batas atas dan batas bawah. Namun maskapai seringkali memasang tarif tertinggi di momen tersebut. Untuk tarif angkutan antar kota, juga ada tuslah yang menyebabkan kenaikan harga.
Adapun upaya untuk pengendalian harga komoditas secara umum, pihaknya bekerjasama dengan TPID se-Jawa Tengah dan dinas terkait terutama bila terjadi tekanan pada komoditas tertentu. Juga melakukan pantauan ke terminal, tempat penjualan tiket, hingga ke pasar.
Beberapa saat lalu, pihaknya bersama Pemkot Surakarta bertemu dengan para distributor utama dan mengajak mereka ikut serta melakukan pengendalian harga. "Kami mengimbau agar para distributor mencari untung sewajarnya dan tidak terlalu tinggi untuk ikut menjaga inflasi," ujarnya.
Upaya lain untuk pengendalian harga adalah melakukan sidak pasar. Untuk mengecek kemungkinan penimbunan, kekurangan stok, distribusi macet atau memang benar terjadi peningkatan permintaan. Mekanisme pasar murah melalui sinergi dengan pihak lain mulai Bulog hingga PPI.
Berdasar data BI April lalu, inflasi kota Solo 2,69%. Angka itu jauh lebih rendah dibanding Jawa Tengah (3,23%) dan nasional (3,41%). Dibanding bulan yang sama tahun-tahun sebelumnya, angka inflasi Solo terus menurun. Kata Bandoe, inflasi tahun 2018 adalah yang terendah sejak 2014 yang mencapai 8,01%.
Deputi Kepala Perwakilan (KPw) BI Solo Bidang Advisori dan Pengembangan Ekonomi Daerah, Taufik Amrozy menambahkan pihaknya juga berkoordinasi dengan Kementerian Agama untuk membantu pemerintah mengkomunikasikan pada masyarakat agar belanja seusai kebutuhan bukan keinginan.
"Kami mengimbau masyarakat untuk bijak berbelanja agar tidak terjadi panic buying atau aksi berlebihan yang dilakukan masyarakat. Dengan Pemda, kita sudah koordinasi dengan kabupaten di Solo Raya seperti Boyolali, untuk melakukan langkah-langkah seperti sidak pasar. Bekerjasama dengan para dai agar menyelipkan materi bijak berbelanja," paparnya. (Rum)
(wd)