SOLO, solotrust.com - Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta, Subagyo memaparkan enam pasar tradisional di Kota Solo yang menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar di Kota Solo. Hal tersebut didasarkan pada data dari Dinas Perdagangan Kota Surakarta.
"Enam pasar itu meliputi Pasar Klewer, Pasar Legi, Pasar Singosaren, Pasar Jongke, Pasar Gede dan Pasar Harjodaksino merupakan enam pasar penyumbang PAD teratas setiap tahunnya." kata Subagyo usai peletakan batu pertama di Pasar Jebres Solo, Selasa (5/6/2018).
Akan tetapi, dikatakan Subagyo, rata-rata PAD dari pasar tradisional itu hanya memenuhi 30-40 persen dari seluruh biaya operasional.
Sementara Pemerintah Kota Surakarta dalam waktu dekat berencana mempublikasikan keseluruhan laporan pengelolaan keuangan pasar tradisional dengan media luar ruang yang akan dipasang di setiap pasar.
"Diharapkan pedagang pasar turut terlibat aktif dalam pemeliharaan pasar," ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo menguraikan bahwa Pemkot Surakarta tidak pernah mengambil untung dari PAD pasar tradisional, justru Pemkot selalu memberikan tambahan biaya operasional.
Ia berpesan kepada pedagang bahwa tugas mereka tidak hanya berkewajiban membayar retribusi supaya tidak terlambat, tapi juga turut serta merawat bangunan pasar tradisional.
"Misal pendapatan dari pengelolaan Pasar Jebres Rp 140 juta, biaya operasionalnya berapa akan dibeberkan setiap pasar, pasar tradisional itu perlu dipelihara bersama, pedagang harus punya rasa memiliki dengan merawat dan menjaga bangunan pasar, kadang pendapatan Rp 140 juta setahun, tapi operasionalnya bisa lebih dari Rp 500 juta," urainya saat memberikan sambutan dalam peletakan batu pertama Pasar Jebres Solo, Selasa (5/6/2018)
"Jadi jangan punya pemikiran retribusi itu buat bayar pak Rudy tidak, buat bayar Sekda tidak" tandasnya. (adr)
(wd)