Pend & Budaya

Kampus UNS Salat Idulfitri 1439 H di Halaman Gedung dr Prakosa

Pend & Budaya

15 Juni 2018 09:32 WIB

Salat Idul Fitri 1439 H di Halaman Rektorat UNS, Jumat (15/6/2018) pagi. (solotrust.com/adr)

SOLO, solotrust.com - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar salat Idul Fitri 1 Syawal 1439 di halaman Gedung dr Prakosa Kentingan, Jebres, Surakarta, Jumat (15/6/2018) pagi.

Pantauan solotrust.com, sejak pukul 05.30 WIB sebanyak ribuan Jama'ah sudah memadati halaman gedung dr Prakosa UNS, yang berasal dari Pimpinan, dosen, staff Universitas, dan Masyarakat umum.



Dalam salat Ied pagi ini, bertindak selaku Khotib Prof Widodo Muktiyo Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Kerjasama UNS dan selaku Imam Jumaruddin Al Hafizd UNS.

Dalam ceramahnya Prof Widodo Muktiyo mengambil tema Meningkatkan komitmen kemanusiaan yang luhur dalam bingkai ke-Islam-an dan Ke-Indonesia-an

"Puasa Ramadan menjadi proses pemulihan (purifikasi) keislaman seseorang yang merupakan perpaduan dari perwujudan keikhlasan niat yang termanisfesti dalam pola komunikasi dan interaksi dalam bingkai hablumminannas maupun hablumminallah," terang Widodo Muktiyo dalam khotbahnya.

Menurutnya, secara sosiologi Hari Raya Idulfitri juga memiliki hikmah dari berbagai dimensi, yaitu dimensi sosial yang tercermin tumbuhnya kesamaan rasa senasib sepenanggungan dalam menahan lapar dan dahaga, menghapus perbedaan status dan kelas sosial yang seringkali menimbulkan jarak sosial dan juga mampu melahirkan sikap toleren dan saling menghargai antar sesama umat beragam.

"Dalam dimensi ekonomi dapat berwujud peningkatan kegairahan ummat islam dalam melakukan zakat, infak dan shodakoh yang dapat mengurangi kesenjangan sosial ekonomi di kalangan masyarakat bawah, bahkan mampu menggerakkan roda ekonomi masyarakat yang berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan secara lebih luas," ujarnya.

Lebih lanjut, dikatakan Widodo Muktiyo ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an sudah tidak relevan untuk dipertentangkan, dan semoga puasa Ramadan memberikan pencerahan kita semua terhadap pandangan dikotomis yang justru keluar dari nilai-nilai ke-Islam-an itu sendiri.

Dalam akhir khotbah, Widodo Muktiyo berharap Kampus UNS dapat memegang komitmen dalam merajut keberagaman dalam beragam dan seiringan dengan firman Allah "Lakum dinukum waliyadin".

"Perbedaan selalu hadir dalam interaksi sosial justru akan memperkaya khasanah ke-Indonesia-an yang plural. Sebagai bangsa yang besar dan terbesar dalam jumlah penduduk muslim di dunia diharapkan dapat mengukir sejarah peradaban Islam yang unggul. Peradaban Islam Indonesia akan menjadi catatan sejarah di massa yang akan datang oleh anak cucu kita," Tutup Widodo. (adr)

(wd)

Berita Terkait

Berita Lainnya