Ekonomi & Bisnis

Profesor dari Malaysia Sarankan UMKM dan Perguruan Tinggi Berkolaborasi

Ekonomi & Bisnis

14 Oktober 2018 08:05 WIB

Prof Ishak Bin Yussof (kiri) memberikan pemaparan dalam konferensi internasional 7th UNS Small Medium Enterprise Summit and Awards 2018. (solotrust-adr)

SOLO, solotrust.com - Kolaborasi antara usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan perguruan tinggi harus ditingkatkan. Hal itu disampaikan Prof Ishak Bin Yussof dari Universitas Kebangsaan Malaysia dalam konferensi internasional 7th UNS Small Medium Enterprise Summit and Awards 2018.

Konferensi tersebut bertajuk "Enhancing Small Medium Enterprise Competitiveness Based on Creative Economy in Innovation Disruption" yang digelar di Hotel UNS Inn, Kamis (11/10/2018). Kata Ishak, ketika industri ada masalah, universitas bisa mengajukan riset untuk dibiayai oleh pemerintah, kemudian industri pun akhirnya mendapatkan solusi.



Prof Ishak juga menyarankan agar kurikulum perguruan tinggi atau lembaga pendidikan selalu senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan industri.

"Sehingga, lulusannya nanti dapat langsung mengikuti perkembangan industri yang berubah begitu cepat," ujar Ishak.

Menurut prediksi Tai Wan Ping dari Cheng Shiu University, Taiwan, menuturkan bahwa ke depannya bakal banyak perusahaan Taiwan yang ingin berkolaborasi dengan perusahaan Indonesia.

"Terlebih lagi, adanya kebijakan baru pemerintah Taiwan "New Southward Policy", di mana Pemerintah Taiwan akan meningkatkan investasinya di negara Asia Tengara, termasuk Indonesia," kata Tai Wan Ping.

Sementara itu, Kepala Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dan Regulasi Bekraf Ari Yuliano Gema, yang juga hadir sebagai keynote speaker menyarankan, UMKM harus segera mendaftarkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) agar tidak menimbulkan sengketa merek di kemudian hari. Sebab, akan semakin banyak inovasi yang bermunculan di era disrupsi.

"Ada 8,2 juta perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia, tapi baru 11 persen yang mendaftar HAKI. Kebanyakan dari mereka tidak sadar pentingnya HAKI tapi ada juga lantaran biaya pendaftaran yang mahal. Tapi kami punya program pembiayaan penuh untuk pendaftaran HAKI untuk UMKM. Harapannya pendaftar bisa meningkat menjadi 50 persen," terang dia kepada wartawan. (adr)

(way)

Berita Terkait

Berita Lainnya