SOLO, solotrust.com - Pada bulan Oktober 2017 inflasi di Kota Solo hanya mencapai 0,01 persen. Secara nasional, kota Solo berada di peringkat 39 dari 82 kota di Indonesia. Sebanyak 139 komoditas berubah yang mengalami kenaikan harga 76. Hal tersebut diungkap Kepala Balai Pusat Statistik Solo, R Bagus Rahmat Susanto saat jumpa pers pada Rabu (1/11/2017).
"Sepuluh komoditas utama penyumbang inflasi antara lain beras, teh manis, mie, jeruk, pisang, sawi hijau, makanan ringan, jagung muda, mie instan, dan ikan lele segar," papar Bagus.
Sementara itu, terdapat sejumlah komoditas utama penghambat laju inflasi atau penyumbang deflasi. Dari 136 komoditas berubah, sebanyak 63 komoditas mengalami penurunan harga. Antara lain bawang putih, angkutan udara, bawang merah, telur ayam ras, petai, kelapa, melon, semangka, tomat sayur, dan bayam.
Inflasi year on year (YoY) atau persentase perubahan Indeks Harga Konsumen (IHL) Oktober 2017 terhadap IHK Oktober 2016, sebesar 2,75 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari inflasi YoY tahun sebelumnya, sebesar 2,56 persen. Sehingga kota Solo berada di peringkat 16 dari 82 kota secara YoY.
Meski demikian, inflasi tahun kalender 2017, yang terhitung dari bulan Januari sampai Oktober 2017 sebesar 1,83. Jumlah itu lebih tinggi dari inflasi kalender 2016 sehingga Kota Solo di peringkat 19 di antara 82 kota.
"Selama dua bulan sebelumnya, tidak terjadi inflasi,namun justru deflasi karena masih terkait dengan sisa hari Raya. Namun mulai bulan Oktober sudah mulai normal. Harga komoditas yang naik dan yang turun hampir sebanding jumlahnya. Angka inflasi Kota Solo o,o1 persen pada Oktober termasuk baik." kata Bagus.
(Arum-Wd)
(Redaksi Solotrust)