Pend & Budaya

Bangun Predikat Kampung Wisata, Kelurahan Sondakan Gelar Napak Budaya Samanhoedi

Budaya

3 November 2017 09:18 WIB

Seorang Ibu sedang membatik dalam event Napak Budaya Samanhoedi. (solotrust.com/arum)

SOLO, solotrust.com - Dewasa ini istilah Kampung Wisata gencar bergema di Indonesia, dimana turis berkunjung untuk mempelajari potensi suatu kampung atau desa. Terlebih masing-masing daerah punya ciri khas atau karakteristik menonjol baik sosio kultural, alam atau aspek lain yang potensial jadi komoditas pariwisata. Untuk itu perlu manajemen strategi tepat demi mewujudkan predikat Desa/Kampung Wisata.

Menyadari kondisi tersebut, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Sondakan, Solo mengadakan gelaran Napak Budaya Samanhoedi (NBS) 2017 mulai Kamis-Minggu, 2-5 November 2017 di lingkungannya.



"Kegiatan ini sudah diadakan sejak 2013, rutin tiap tahun dengan tema selalu berbeda. NBS 2017 mengangkat tema Penguatan Identitas dan Sejarah Kampoeng sebagai Etalase Kebudayaan dan Pariwisata. Dengan maksud, bila potensi kampung diolah sebagai objek wisata dengan bertumpu kearifan lokal, akan jadi peluang mensejahterakan masyarakat," jelas Albicia Hamzah, selaku Ketua Pelaksana NBS 2017 sekaligus Ketua Pokdarwis Kelurahan Sondakan.

Adapun serangkaian acara yang diselenggarakan ada lima. Kegiatan pertama terlaksana Kamis (2/11/2017) di sepanjang jalan KH. Samanhoedi, Sondakan yaitu Mbatik Bareng mulai jam 08.30 WIB sampai selesai yang diikuti 88 pembatik. Selanjutnya Lomba Pembuatan Taman Penanda & Sejarah Kampung dengan total hadiah Rp 10 juta pada Kamis- Minggu, 2-5 November 2017 di lima lingkungan Kelurahan Sondakan, yaitu Sondakan, Mutihan, Premulung, Jantirejo, dan Tegalrejo.

Ziarah Samanhoedi menjadi kegiatan ketiga pada Jumat (3/11/2017) mulai jam 13.00 WIB di Makam tokoh tersebut. Sementara Sabtu (4/11/2017) diadakan Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Mandala Wisata. Serangkaian acara NBS yang ke-7 ini ditutup dengan Kirab Samanhoedi pada Minggu (5/11/2017) mulai jam 10.00 WIB sampai selesai. Rute kirab mulai dari lapangan Sri Waru, Sondakan dan berakhir di Balai Samanhoedi.

"Kirab Samanhoedi adalah puncaknya. Bedanya, kalau tahun lalu diikuti seribuan orang, tahun ini hanya 500 orang. Sebanyak 15 komunitas seni Sondakan memeriahkan Kirab dengan live perform berupa musik dan pentas," tutur Albicia

Sebagai penutup, pihaknya menjabarkan bahwa nama Samanhoedi sengaja dipilih sebagai brand Pariwisata, sebab tokoh pahlawan nasional yang menginspirasi pergerakan melalui Serikat Dagang Islam sebelum Sumpah Pemuda. Bahkan Proklamator Indonesia Ir. Soekarno pernah menghadiahkan rumah di kawasan Banaran, Solo untuk Samanhoedi.

"Untuk menghargai kawasan kelahirannya, telah ada jalan Samanhoedi, Balai Samanhoedi, Museum Samanhoedi dan Event Napak Budaya Samanhoedi. Harapannya, dengan berbagai objek tersebut dan potensi lain, Sondakan telah memenuhi syarat sebagai Kampung Wisata," pungkas Albicia.

 

(Arum-Wd)

(Redaksi Solotrust)

Berita Terkait

Menjelajahi Kekayaan Budaya Indonesia di Pameran Museum Keliling Kaloka Nusantara

NBS 2022: Gelar Wayang Kulit Pakai 20 Karakter Baru dan Cerita Sejarah Setempat

Masyarakat Sondakan bakal Gelar Membatik di Kain 60 Meter Napak Budaya Samanhoedi Solo

Ucapan Selamat dan Haru Warnai Acara Pisah Sambut Wali Kota Solo

Pungkasi Jabatan Wali Kota Solo, Teguh Prakosa Pulang Jalan kaki dari Balai Kota

Buka di Solo! Coworking Space Genius Idea Tawarkan Kemudahan Kerja Fleksibel

Penetapan Respati Ardi-Astrid Widayani oleh KPUD Solo, Ini Pesan Jokowi

PNM Liga Nusantara 2024/2025 Resmi Dimulai, Perebutan Tiket Promosi ke Liga 2 Makin Panas

Nobar Timnas di Depan Balai Kota Solo: Dukungan Penuh, meski Indonesia Takluk 4-0 dari Jepang

Favehotel Solo Ajak Karyawan Tampil Percaya Diri di Hari Kartini

Rencana Penyelenggaraan Pasar Malam di Alkid Tuai Polemik, Pemkot Solo Diminta Turun Tangan

Ulang Tahun ke-7, HARRIS Hotel Solo Tawarkan Hadiah Menginap & Merchandise Eksklusif

UMKM Lokal Unjuk Kreativitas, Produk Unik Diburu Pengunjung

3 Transportasi Umum Nyaman yang Bisa Kamu Gunakan saat Berwisata di Solo

Pemkab Boyolali Bersama BBWSBS Tinjau Lokasi Banjir di Ngemplak

Semarak Grebeg Sudiro 2025 hingga Raih Status KEN Kemenpar

Meriahnya Karnaval Budaya Grebeg Sudiro, 4.000 Kue Keranjang Dibagikan ke Warga

Mengenang Sosok Stefanus Wiyono yang Penuh Dedikasi dan Inspiratif

Umbul Mantram Grebeg Sudiro, Akulturasi Budaya Jawa dan Tionghoa di Solo

Gelar Budaya Bawaslu 2024, Gaungkan Pesan Pemilu Berintegritas

3 Kecamatan Bagian Utara Boyolali Dipasang 200 Unit PJU Tenaga Surya

Berita Lainnya