SOLO, solotrust.com - Dewasa ini istilah Kampung Wisata gencar bergema di Indonesia, dimana turis berkunjung untuk mempelajari potensi suatu kampung atau desa. Terlebih masing-masing daerah punya ciri khas atau karakteristik menonjol baik sosio kultural, alam atau aspek lain yang potensial jadi komoditas pariwisata. Untuk itu perlu manajemen strategi tepat demi mewujudkan predikat Desa/Kampung Wisata.
Menyadari kondisi tersebut, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Sondakan, Solo mengadakan gelaran Napak Budaya Samanhoedi (NBS) 2017 mulai Kamis-Minggu, 2-5 November 2017 di lingkungannya.
"Kegiatan ini sudah diadakan sejak 2013, rutin tiap tahun dengan tema selalu berbeda. NBS 2017 mengangkat tema Penguatan Identitas dan Sejarah Kampoeng sebagai Etalase Kebudayaan dan Pariwisata. Dengan maksud, bila potensi kampung diolah sebagai objek wisata dengan bertumpu kearifan lokal, akan jadi peluang mensejahterakan masyarakat," jelas Albicia Hamzah, selaku Ketua Pelaksana NBS 2017 sekaligus Ketua Pokdarwis Kelurahan Sondakan.
Adapun serangkaian acara yang diselenggarakan ada lima. Kegiatan pertama terlaksana Kamis (2/11/2017) di sepanjang jalan KH. Samanhoedi, Sondakan yaitu Mbatik Bareng mulai jam 08.30 WIB sampai selesai yang diikuti 88 pembatik. Selanjutnya Lomba Pembuatan Taman Penanda & Sejarah Kampung dengan total hadiah Rp 10 juta pada Kamis- Minggu, 2-5 November 2017 di lima lingkungan Kelurahan Sondakan, yaitu Sondakan, Mutihan, Premulung, Jantirejo, dan Tegalrejo.
Ziarah Samanhoedi menjadi kegiatan ketiga pada Jumat (3/11/2017) mulai jam 13.00 WIB di Makam tokoh tersebut. Sementara Sabtu (4/11/2017) diadakan Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Mandala Wisata. Serangkaian acara NBS yang ke-7 ini ditutup dengan Kirab Samanhoedi pada Minggu (5/11/2017) mulai jam 10.00 WIB sampai selesai. Rute kirab mulai dari lapangan Sri Waru, Sondakan dan berakhir di Balai Samanhoedi.
"Kirab Samanhoedi adalah puncaknya. Bedanya, kalau tahun lalu diikuti seribuan orang, tahun ini hanya 500 orang. Sebanyak 15 komunitas seni Sondakan memeriahkan Kirab dengan live perform berupa musik dan pentas," tutur Albicia
Sebagai penutup, pihaknya menjabarkan bahwa nama Samanhoedi sengaja dipilih sebagai brand Pariwisata, sebab tokoh pahlawan nasional yang menginspirasi pergerakan melalui Serikat Dagang Islam sebelum Sumpah Pemuda. Bahkan Proklamator Indonesia Ir. Soekarno pernah menghadiahkan rumah di kawasan Banaran, Solo untuk Samanhoedi.
"Untuk menghargai kawasan kelahirannya, telah ada jalan Samanhoedi, Balai Samanhoedi, Museum Samanhoedi dan Event Napak Budaya Samanhoedi. Harapannya, dengan berbagai objek tersebut dan potensi lain, Sondakan telah memenuhi syarat sebagai Kampung Wisata," pungkas Albicia.
(Arum-Wd)
(Redaksi Solotrust)