SOLO, solotrust.com - Sekelompok pendukung Capres 01 Joko Widodo berlaku unik dalam menunjukkan simbolisasi aspirasi mereka, mereka berdandan bak pocong, dengan membawa peti mati lengkap dengan payungnya. Dalam peti mati itu tertulis sebuah kritik pedas bagi peserta Pemilu.
Pada peti mati itu tertulis kata "Kubur Hoaks" dan "Kubur Sara". Rupanya hal itu dimaksudkan untuk pelaku fitnah yang kerap mendaratkan tudingan kepada Capres Joko Widodo. Sontak aksi pendukungnya itu pun mendapat perhatian khusus dari Jokowi di tengah pidatonya.
Setelah mengakhiri pidato tentang tiga kartu saktinya, kemudian Jokowi menyinggung soal isu hoaks yang kerap dialamatkan kepadanya. Ia pun berpesan jangan sampai fitnah tersebut menggembosi suara dukungan kepada Jokowi - Ma'ruf Amin. Di depan para pendukungnya Jokowi menyebutkan fitnah yang baru-baru ini ditujukan pada dirinya.
"Pertama kalau Jokowi - Ma'ruf Amin menang pendidikan agama akan dihapus, terus kalau Jokowi – Amin menang perkawinan sejenis akan diperbolehkan, lalu kalau Jokowi - Amin menang adzan akan dilarang, itu jelas-jelas kabar bohong, Cawapresnya saja ketua MUI," kata Jokowi dalam Kampanye Rapat Umum Solo Bersatu di Stadion Sriwedari, Laweyan, Solo, Selasa (9/4/2019).
Jokowi berpesan para pendukungnya turut melawan kabar hoaks, fitnah dan SARA. Pasalnya banyak fitnah dari pintu ke pintu dan juga di media sosial untuk menurunkan elektabilitas Jokowi - Ma'ruf Amin.
"Jangan sampai keluarga kita, tetangga kita terkaget-kaget, kalau ada hoaks, kalau ada fitnah, kita harus kubur dalam-dalam yang namanya hoaks, harus diluruskan kalau tetangga kita dapat hoaks kemudian jadi ragu-ragu memilih 01," ujarnya.
Untuk itu, di akhir pidatonya, Jokowi menyebut waktu yang tinggal 8 hari bakal dimaksimalkan Jokowi bersama tim pemenangan koalisi Indonesia Kerja untuk konsolidasi, dan para pendukung juga diminta untuk datang di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 17 April mendatang memakai baju bernuansa putih dan mencoblos Paslon 01.
"Tanggal 17 april tinggal 8 hari, marilah di tanggal itu ajak teman kita, ajak kawan, teman, saudara sekampung untuk datang berbondong bondong ke TPS memakai pakai baju putih, karena yang mau dicoblos bajunya putih, kalau nggak punya baju putih pakai baju lain nggak papa," pungkas mantan Gubernur DKI Jakarta itu. (adr)
(wd)