SUKABUMI, solotrust.com- Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi menyatakan prihatin dengan kasus tawuran yang dilakukan pelajar Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Cicurug.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Khusyairin menyatakan, tawuran pelajar SD baru kali ini terjadi di Kabupaten Sukabumi. Menurut Khusyairin, apa yang dilakukan pelajar SD itu sangat membahayakan bagi pelajar itu sendiri dan orang lain.
"Ini kali pertama terjadi di kalangan pelajar Sekolah Dasar (kekerasan) dengan model tawuran dan bersenta tajam. Biasanya anak Sekolah Dasar hanya sebatas kekerasan akibat candaan yang kebablasan atau bullying yang berlebihan. Namun kali ini terlihat sudah sangat mengkhawatirkan dan membahayakan keselamatan jiwa," kata Khusyairin.
Maka dari itu, anak-anak yang terlibat dalam tawuran itu harus mendapatkan pembinaan jangka panjang.
"Untuk (pembinaan) jangka pendek, saya sudah menugaskan Kasi Kesiswaan Disdik Kabupaten Sukabumi untuk datang ke sekolah dan ke rumah orang tua. Sedangkan untuk jangka panjang masih perlu pembinaan lebih lanjut," ujarnya.
Pembinaan jangka panjang tersebut dalam bentuk pendidikan karakter. "Sekolah kita wajibkan menerapkan kurikulum pendidikan karakter bagi peserta didik," kata dia.
Adapun tindakan apa yang akan diberikan kepada pelajar SD, hal itu diserahkan kepada sekolah berdasarkan hasil pendalaman yang dilakukan oleh pihak sekolah. Pasalnya pihak sekolah yang tahu latar belakang anak itu ikut tawuran.
"Jika aksi itu hanya karena ikut-ikutan atau karena dipengaruhi oleh seniornya atau siswa SMP, maka cukup dilakukan pembinaan dengan memberikan pemahaman bahwa hal itu tidak baik dan membahayakan diri sendiri dan orang lain," katanya.
Menurut Khusyairin, apabila tindakan yang dilakukan pelajar SD itu adalah memang perilaku buruk siswa, maka perlu dilakukan pembimbingan dan pendampingan yang lebih intens.
"(Bimbingan dan pendampingan) itu diserahkan kepada guru pembimbingnya yang lebih paham karakter peserta didiknya masing-masing," ujarnya.
Agar kejadian seperti itu tidak terulang kembali, Disdik berharap para orang tua meningkatkan kewaspadaan.
"Saya mengimbau kepada pihak sekolah utk bersama sama orang tua dan masyarakat meningkatkan pengawasan terhadap peserta didik," kata dia.
Beruntung kata Khusyairin, tak ada korban dalam peristiwa tawuran pelajar SD dan SMP itu. "Korban jiwa atau luka-luka tidak ada," ujarnya.
Sebelumnya, dua kubu pelajar SD di Cicurug tawuran. Aksi brutal pelajar ini dilakukan di sebuah lapangan yang tak jauh dari Gedung Putih, di Desa Purwasari, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Tawuran yang videonya tersebar luas itu terjadi pada Jumat 21 Februari 2020.
Tawuran itu juga melibatkan pelajar dari dua SMP. Para pelaku tawuran ini mempersenjatai diri dengan celurit, sabuk yang diikat gir, dan batang besi. #teras.id
(wd)