MEDAN, solotrust.com- Setelah menjalani isolasi di RSUPH Adam Malik Medan, Ory Kurniawan yang merupakan Ajudan Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah (Ijeck) akhirnya dinyatakan sembuh, Senin (6/4/2020) petang.
Laki-laki kelahiran 25 tahun silam itu kemudian membagikan kisahnya dari awal mendapat gejala COVID-19, hingga dia harus dirawat di ruang isolasi.
Dikatakannya, Pada pertengahan Maret 2020, Pria yang biasa dipanggil Ory ini berangkat ke Jakarta, mendampingi Ijeck dalam rangka tugas. Kemudian dia kembali ke Kota Medan.
Beberapa hari setelah dari Jakarta, Ory merasa kondisi kesehatannya dalam keadaan yang tidak baik, Badannya lemas, tidak selera makan, tenggorokannya pun sakit.
Ia juga merasa khawatir, Karena saat itu kabar virus corona sedang hangat dibicarakan.
“Jadi waktu itu saya minta izin sama Bapak (Wagub Musa Rajekshah) supaya tidak masuk kerja. Saya langsung disuruh cek kesehatan,” kata Ory.
Ory pun akhirnya diperiksa kesehatannya. Sembari dia juga sudah mengkarantina sementara dirinya di rumah. Setelah menunggu, hasil pemeriksaannya keluar. Dia dinyatakan positif corona. Dia mendapat kabar itu langsung dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumut. Ory sempat panik. Namun dia mencoba tetap tenang.
“Saya sempat kaget. Tapi saya harus tetap tenang. Karena kalau saya panik, makin memperburuk kondisi. Daya tahan tubuh pasti akan menurun. Saya ditelpon sama Pak Wagub. Beliau bilang nanti ada yang menjemput. Mau dibawa ke RSUP Haji Adam Malik,” ujarnya.
Malam itu juga Ory dibawa menggunakan ambulance. Lengkap dengan dokter dan perawat yang mengenakan pakaian hazmat dan alat pelindung diri lainnya.
Selama menjalani isolasi, Pria berdarah Aceh ini mengaku dirawat dengan sangat baik. Diberi obat-obatan dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Selama di dalam rumah sakit Ory juga tidak diinfus. Karena termasuk mendapat gejala yang ringan.
“Perawatan sangat baik dan bagus. Para tenaga medis terus memberikan semangat kepada saya. Mulai pagi, siang dan sore di cek mulai dari tensi, suhu tubuh hingga oksigen,” ujarnya.
Menjalani masa isolasi selama 14 hari bukanlah hal mudah. Begitu juga dengan Ory yang biasa mendampingi Ijeck, baik di kantor atau pun saat meninjau ke lapangan.
Selama di isolasi, Ory sempat depresi. Dia sempat berada di titik terendah saat memasuki hari ke lima isolasi. Dia mulai jenuh, berada seorang diri di dalam ruangan. Orangtuanya dan rekan sejawat menjadi kunci penting Ory melewati fase itu.
“Saya menghabiskan waktu untuk menghubungi orang-orang terdekat. Orang-orang tersayang. Mereka menyemangati saya. Kemudian saya terus salat, berdoa, nonton sampai main game,” katanya.
Dokter dan perawat yang kerap menemuinya juga selalu memberikan dukungan supaya dia bisa sembuh. Ditambah dengan pikirannya yang selalu positif bahwa dia mampu melewati penyakit ini.
“Pokoknya gimana caranya di ruang isolasi itu kita jangan sampai depresi, stres, karena antibodi kita menurun. Daya tahan tubuh kita menurun. Jadi tetap harus bahagia,” imbuhnya.
Selama masa isolasi, Ory menjalani dua kali pemeriksaan. Setelah kedua pemeriksaan itu hasilnya negatif, dia baru dinyatakan sembuh. Dia mengapresiasi upaya para tenaga medis yang terus berjuang di garis depan untuk penanganan corona.
“Saya berterima kasih sekali, mereka sangat bagus merawat dan memberikan suport pasien. Mereka garda terdepan. Sangat bagus. Masyarakat harus memberikan support para tenaga medis. Jangan sampai mereka dikucilkan,” katanya.
Untuk orang yang dirawat, Ory berharap mereka bisa sembuh. Tetap tanamkan pikiran positif untuk meningkatkan imunitas tubuh melawan corona. “Jangan panik, kita harus saling mensupport, ini adalah wabah sedang yang dihadapi Indonesia. Kita pasti bisa melewatinya,” ujarnya.
Meski sudah dinyatakan sembuh, Ory harus tetap menjalani isolasi mandiri selama 14 hari di rumahnya. Itu dilakukan untuk memastikan kondisinya dalam keadaan baik. #teras.id
(wd)