Ekonomi & Bisnis

Tesla Borong Bitcoin Rp21 Triliun, Nilai Mata Uang Langsung Meroket

Ekonomi & Bisnis

9 Februari 2021 11:31 WIB

Elon Musk meluncurkan mobil Tesla Model 3 buatan China pertama pada Januari (Foto: BBC/Getty Images)

Solotrust.com - Perusahaan mobil Elon Musk, Tesla, mengatakan telah membeli sekira US$1,5 miliar atau Rp 21 triliun (kurs Rp14.000) dari cryptocurrency Bitcoin pada Januari. Raksasa otomotif ini pun berharap untuk mulai menerimanya sebagai pembayaran di masa depan.

Kabar itu pun langsung direspons pasar. Alhasil, harga Bitcoin melonjak 17 persen menjadi US$44.220 yang merupakan rekor tertinggi.



Tesla mengatakan pihaknya mencoba memaksimalkan pengembalian uang tunai yang tidak digunakan dalam menjalankan perusahaan sehari-hari.

Itu terjadi beberapa hari setelah Elon Musk menambahkan hashtag "#bitcoin" ke halaman profil Twitter-nya, yang menaikkan harga Bitcoin. Beberapa hari kemudian, sang miliarder menghapusnya, namun masih terus membicarakan tentang Bitcoin dan cryptocurrency lainnya, termasuk Dogecoin yang melonjak 50 persen setelah dukungannya.

Dalam pengajuan pasar saham, Tesla mengatakan pihaknya telah memperbarui kebijakan investasi pada Januari dan sekarang ingin berinvestasi dalam aset cadangan, seperti mata uang digital, emas batangan, atau dana yang diperdagangkan di bursa emas.

Tesla dikabarkan telah membeli US$1,5 miliar Bitcoin dan dapat memperoleh serta memegang aset digital di masa depan.

"Selain itu, kami berharap untuk mulai menerima Bitcoin sebagai bentuk pembayaran untuk produk kami dalam waktu dekat, tunduk pada hukum yang berlaku dan awalnya secara terbatas," kata pihak perusahaan.

Di media sosial Twitter, Elon Musk pekan lalu sempat mencuit bahwa Bitcoin di ambang untuk diterima lebih luas di kalangan investor.

Beberapa analis mengatakan investasi Tesla ini bisa menjadi game changer alias pengubah permainan untuk cryptocurrency.

"Saya pikir kita akan melihat percepatan perusahaan yang ingin mengalokasikan Bitcoin sekarang karena Tesla telah mengambil langkah pertama," kata wakil presiden intelijen pasar di perusahaan riset cryptocurrency Messari, Eric Turner, dikutip dari BBC, Selasa (09/01/2021).

"Salah satu perusahaan terbesar di dunia sekarang memiliki Bitcoin dan dengan perluasan, setiap investor yang memiliki Tesla, atau bahkan hanya dana S&P 500 juga memiliki eksposur padanya," lanjutnya.

Di lain pihak, kepala analis pasar untuk Markets.com, Neil Wilson memperingatkan Bitcoin adalah mata uang kripto yang sangat tidak stabil.

"Tesla sekarang mulai mengambil risiko besar [valuta asing]. Ini mungkin tidak mengkhawatirkan banyak investor, tetapi beberapa tipe konservatif mungkin khawatir," kata dia. (and)

(redaksi)

Berita Terkait

Berita Lainnya