Hard News

Ganjar Nilai Pencemaran Sungai Bengawan Solo Karena Limbah Ciu Sudah Keterlaluan

Hukum dan Kriminal

9 September 2021 12:09 WIB

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

SEMARANG, solotrust.com – Sungai Bengawan Solo kembali tercemari limbah industri pengolahan minuman alkohol atau ciu. Pencemaran ini disebabkan oleh oknum tak bertanggung jawab yang membuang limbah ciu di sekitar wilayah Blora.

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menilai pencemaran limbah industri pengolahan ciu di Sungai Bengawan Solo sudah keterlaluan. Pihaknya akan mengambil tindakan tegas untuk menyelesaikan hal tersebut.



"Sudah di cek, langsung rapat virtual tadi dengan Kementerian LHK. Tentu saja tim lokal sudah turun, tim nasional juga turun, nanti kita akan proses. Kita akan cari," ujar Ganjar saat ditemui di Rumah Dinas Puri Gedeh, Rabu (8/9) malam.

Pencemaran limbah industri pengolahan ciu di Sungai Bengawan Solo sudah beberapa kali terjadi. Dalam kasus sebelumnya pelaku pembuangan limbah telah mendapatkan teguran keras.

Ganjar menjelaskan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk melakukan tindakan tegas terkait kasus tersebut. Sebab ia merasa pihak yang membuang limbah pengolahan ciu tersebut dinilai sudah menantang pemerintah.

"Kita sudah bicara, tidak boleh ada yang main-main. Rasa-rasanya mereka 'siluman' yang membuang itu memang menantang pemerintah. Menurut saya ini sudah kebangetan karena tidak hanya area di Blora, di Solo juga kena. Jadi sebenarnya ini yang hari ini coba kita cari," tegas Ganjar.

Sebelumnya Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Solo menghentikan pengolahan air di Pos Semanggi, Pasar Kliwon, Solo lantaran air sungai terindikasi tercemar limbah ciu pada Selasa (7/9). Setelah diselidiki pencemaran terjadi di hulu sungai, tepatnya di tempuran Kali Samin.

Tim khusus pemerintah provinsi Jateng sudah diturunkan untuk melakukan pengecekan dan observasi terkait air Bengawan Solo yang berwarna keruh.

Adapun kasus pencemaran limbah ciu di Bengawan Solo juga sempat terjadi pada tahun 2019 lalu. Saat itu diketahui bahwa pencemaran bersumber dari limbah industri pengolahan ciu di sekitar hulu sungai. 

(zend)