Serba serbi

Kasus Omicron Terus Bertambah, Kemenkes Gencarkan Telemedicine

Kesehatan

12 Januari 2022 14:51 WIB

Ilustrasi (Foto: Pixabay/Geralt)

JAKARTA, solotrust.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus mencatat penambahan konfirmasi Omicron di Indonesia. Adapun hingga Senin (10/01/2022) terjadi penambahan 92 kasus konfirmasi sehingga total konfirmasi Omicron sebanyak 506 kasus.

Penambahan kasus masih didominasi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) di mana dari 506 kasus konfirmasi Omicron, 84 kasus merupakan transmisi lokal.



Selain kasus konfirmasi, angka probable Omicron juga terus mengalami peningkatan. Tercatat hingga Senin (10/01/2022), terdeteksi sebanyak 1.384 probable Omicron yang didapatkan dari SGTF.

''Kalau kita perhatikan, juga terlihat peningkatan yang signifikan dari angka kasus harian di mana dari sejumlah 454 menjadi 802, naik hampir dua kali lipat,'' ucap Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, kemkes.go.id, Rabu (12/01/2022).

Lebih lanjut pihaknya mengungkapkan, masyarakat harus bersiap menghadapi gelombang Omicron, mengingat karakteristik Omicron yang memiliki tingkat penyebaran sangat cepat.

''Jika dilihat dari perkembangannya, konfirmasi Omicron cenderung mengalami peningkatan, dari pemeriksaan SGTF, kasus probable omicron pada PPLN cenderung meningkat, hasil WGS juga menunjukkan proporsi varian Omicron yang mulai mendominasi,'' ungkap Siti Nadia Tarmizi.

Dilihat dari tingkat keparahan, mayoritas kasus Omicron tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan, sehingga tidak membutuhkan perawatan serius di rumah sakit. Untuk itu, lanjut Siti Nadia Tarmizi, pihaknya akan menggencarkan telemedicine, didedikasikan bagi pasien yang melakukan isolasi di rumah.

''Kami bekerja sama dengan 17 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis bagi pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi di rumah agar penanganan pasien dapat dilakukan seluas dan seefektif mungkin,'' ucap Siti Nadia Tarmizi.

Selain itu dari sisi teurapetik, Kemenkes juga akan menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid untuk terapi pasien Covid-19 dengan gejala ringan.

Adapun dari sisi tracing, tambah Siti Nadia Tarmizi akan dilakukan penemuan kasus aktif dengan meningkatkan tracing menjadi lebih dari 30 per kasus positif. Selain itu juga akan dilakukan pemeriksaan WGS pada level komunitas dengan target 1.700 hingga 2.000 WGS setiap bulannya.

Siti Nadia Tarmizi menambahkan, pemerintah juga memulai vaksinasi booster Covid-19 bagi kelompok usia 18 tahun ke atas untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan dari Covid-19, termasuk Omicron.

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya