SOLO, solotrust.com - Pemanfaatan teknologi oleh pelaku UMKM di Indonesia masih sangat rendah. Berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK), indeks literasi keuangan di Jawa tengah sebesar 47,38 persen dan masih perlu peningkatan terutama di kalangan pelaku UMKM. Sebab, teknologi dan digitalisasi menjadi kunci bagi UMKM untuk bertahan di tengah situasi pandemi Covid-19 dan menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif.
Untuk itu, aplikasi BukuWarung mendukung UMKM Jawa Tengah go digital melalui partisipasi dalam dua program dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Jawa Tengah yakni program studi kelayakan usaha yang diadakan di 8 kota dan program literasi keuangan yang diadakan di 12 kota di Jawa Tengah.
Pembukaan rangkaian kegiatan telah dilaksanakan di Sukoharjo, Senin (24/1) yang dibuka langsung oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng Ema Rachmawati beserta jajarannya. Hadir pula Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Sukoharjo Iwan Setiyono dan puluhan pelaku UMKM di Sukoharjo dan sekitarnya.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Sukoharjo Iwan Setiyono menjelaskan dua masalah utama UMKM adalah kesulitan permodalan karena kurangnya informasi fasilitasi akses permodalan yang tersedia dan kurangnya tertib adinistrasi usaha dan inovasi produk.
"Melalui kegiatan ini, kami akan terus melakukan akselerasi digitalisasi, mendukung inovasi, dan mengintegrasikan ekonomi keuangan digital," tutur Iwan, Senin (24/1).
Sedangkan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng Ema Rachmawati menjelaskan pentingnya keterlibatan BukuWarung dalam rangkaian kegiatan ini.
"BukuWarung sangat penting mengingat salah satu kendala UMKM di Jawa Tengah khususnya adalah rendahnya literasi keuangan yang berakibat pelaporan keuangan yang tidak jelas antara modal, cash flow, keuntungan, dan kerugian," papar Ema.
Ema mengatakan, dalam program ini BukuWarung berperan memaparkan soal digitalisasi dan literasi keuangan dan pentingnya pencatatan keuangan dalam studi kelayakan usaha yang akan membantu UMKM untuk mendapatkan pinjaman dari perbankan dan institusi non-bank.
"Harapannya, BukuWarung bisa membantu kami untuk mempercepat proses digitalisasi para pelaku UMKM di Jawa Tengah agar bisnis mereka makin berkembang di tengah pandemi dan persaingan bisnis yang semakin kompetitif," harap Ema.
Sementara itu, Head of Product Marketing BukuWarung Irwansyah Fansury mengaku bangga karena BukuWarung dapat ambil bagian dalam program pemberdayaan UMKM yang diinisiasi oleh Dinkop & UKM Jateng tersebut.
"Kegiatan ini sejalan dengan visi dan misi kami untuk berkontribusi dalam pengembangan UMKM agar mereka bisa mencapai kesejahteraan finansial yang lebih baik," tutur Irwansyah.
Government Relations and Partnership Manager BukuWarung Gusti Raganata menambahkan BukuWarung berdiri sejak 2019 dengan tujuan menghadirkan pencatatan keuangan digital yang mudah diakses dan digunakan oleh para pelaku UMKM.
"Saat ini tercatat lebih dari 7 juta pelaku UMKM yang tersebar di berbagai kota dan kabupaten di Indonesia yang sudah tergabung dalam ekosistem BukuWarung dan berpotensi memajukan bisnisnya," ujar Gusti.
Sedangkan Public Relations Manager BukuWarung Maisha Ardani menambahkan, BukuWarung terus menguatkan inovasi teknologinya dengan menambahkan fitur-fitur baru seperti etalase online hingga pembayaran dan pembiayaan digital.
"Fitur-fitur baru ini diharapkan memudahkan pelaku UMKM untuk menjalankan dan mengembangkan bisnisnya," kata Maisha. (rum)
(zend)