SEMARANG, solotrust.com - Pelatihan berbasis kompetensi yang diselenggarakan Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) berhasil menumbuhkan pembatik baru. Puluhan pembatik pemula mampu menghasilkan karya batik yang siap dipasarkan.
Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu sangat mengapresiasi para peserta yang antusias belajar membatik.
"Tadi luar biasa, padahal kalau kita lihat dari berbagai masyarakat (peserta), mampu menghasilkan karya yang luar biasa," ujarnya kepada Solotrust.com di gedung Sobokarti, Senin (18/7).
Dirinya kagum dengan kegiatan BBPVP yang secara konsisten melestarikan budaya batik dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat. Sehingga mereka bangga bisa membuat karya sendiri seperti batik tulis, batik kontemporer, dan busana muslim.
"Ketika mereka bisa membatik, masyarakat bisa menggeliat untuk memulai usaha-usaha, apalagi pandemi Covid-19 sudah landai, diharapkan ekonomi bisa tumbuh," paparnya.
Pemerintah Kota Semarang, menurutnya, akan terus mensupport bentuk kegiatan pelestarian budaya seperti ini. Mengingat pada 2 juli lalu, pemkot telah membuat acara yang meriah mengenai peringatan Hari Kebaya Nasional.
Misi di Hari kebaya itu, menurutnya, agar Kebaya bisa di terima UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Maka Pemkot mendatangkan berbagai pihak seperti Kebaya Foundation untuk mencapai tujuan itu.
Tentunya kegiatan ini berkaitan dengan peringatan hari kebaya lalu.
Batik harapannya juga bisa menjadi identitas budaya Indonesia yang diakui dunia.
Namun dirinya bjuga berpesan kepada peserta, ketika sudah mampu membuat karya batik dan dikenal luas masyarakat, maka dalam kondisi apapun harus siap melayani pembelian dalam jumlah berapapun.
"Kadang-kadang para pelaku batik ini ketika ada banyak pesanan dari pembeli juga ada alasan capek atau apalah, maka harapannya ada sustainable-nya, lanjutnya agar tidak berhenti sampai di sini," pungkasnya. (fj)
(zend)