SOLO, solotrust.com – Pemerintah Kota Solo (Pemkot) Solo, bersama Komando Distrik Militer (Kodim) 0735/Solo dan Kepolisian Resor Kota (Polresta) Solo meresmikan Kampung Pancasila di Mutihan, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, pada Rabu (23/3) pagi.
Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa mengatakan pemilihan Kampung Mutihan sebagai Kampung Pancasila tak lepas dari kerukunan umat beragama di daerah tersebut, salah satunya dengan minimnya konflik antar umat kendati terdapat Pura, Gereja, dan Masjid yang letaknya berdekatan.
“Ini kan bisa kita lihat di samping ini ada masjid, ada pura, ada gereja, biarpun jaraknya mesti 50 atau 100 meter, tapi masih dalam satu kampung, Kampung Mutihan, ini bisa menjadi embrio, menjadi contoh bahwa kehidupan di sini sebetulnya sudah Pancasila,” kata Teguh kepada awak media, Rabu (23/3) pagi.
Menurut Teguh, kehidupan berpancasila sudah diterapkan di Kampung Mutihan. Sehingga pihaknya mengharapkan Kampung Pancasila Mutihan dapat menjadi role model alias percontohan kampung-kampung lain di Kota Solo.
“Di sini kehidupannya sudah Pancasila, tapi kenapa kita tunjuk sini, untuk memberi gambaran pada masyarakat Kota Solo yang wilayahnya ada tempat-tempat ibadah yang berbeda, ini bisa menjadi contoh,” jelasnya.
Lebih lanjut Teguh menjelaskan, Kampung-kampung Pancasila dapat diciptakan kampung-kampung lain, baik yang masyarakat beragama heterogen maupun homogen. Baginya, Pancasila juga dapat diwujudkan dengan gotong-royong.
“Biarpun bisa saja ada tempat ibadah umat Islam, kemudian gereja tidak ada, pura tidak ada, tetapi bagaimana kehidupan toleransi beragama tumbuh di sana, tidak harus diwujudkan secara fisik, tetapi justru kehidupan gotong-royong,” lanjutnya.
Serupa dengan pernyataan Teguh, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Solo menuturkan bahwa kerukunan umat beragama di Mutihan sudah berjalan dengan baik. Ia mencontohkan kerukunan itu tatkala hari raya baik umatnya maupun umat agama lain.
Diungkapkannya, ketika hari raya agamanya, umat-umat Hindu biasa memarkir motor di sekitaran masjid. Pun sebaliknya, saat umat Islam merayakan hari raya, pihaknya juga tak mempermasalahkan halal-bihalal yang digelar di sekitaran Pura Indra Prasta, Mutihan, Sondakan, Laweyan, Solo.
“Sesuai Pak Wawali tadi, ditambahi gotong-royong. Sudah terwujud di sini, kalau kita hari raya orang-orang kampung parkir di tempat masjid diperbolehkan oleh takmir masjid, dan dijaga umat yang lain. Kalau halal-bihalal di sini,” terangnya.
Ia berharap, spirit berpancasila di Kampung Mutihan tidak hanya akan menyebar ke penjuru Kota Bengawan saja, namun juga ke seluruh Bumi Pertiwi.
“Titik awalnya dari sini, mercusuarnya nanti mungkin seluruh Nusantara. Sehingga NKRI harga mati, Pancasila ideologi negara kita, Bhinneka Tunggal Ika,” tukasnya.
Untuk diketahui, pencanangan kampung Pancasila ini merupakan inisiasi TNI melalui Kodim 0735/Solo yang disinergikan dengan Pemkot Solo dan Polresta Solo, serta diwujudkan luas kepada masyarakat Kota Bengawan. (dks)
(zend)