SOLO, solotrust.com - Edukasi soal investasi menjadi hal paling fundamental bagi masyarakat. Harapannya, ketika hendak berinvestasi, masyarakat bisa tahu benar legal atau tidaknya, mengingat belakangan marak investasi bodong.
Hal itu diungkapkan Kepala Bursa Efek Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Tengah II (BEI KP Jateng II), M Wira Adibrata saat berbincang dengan solotrust.com, Selasa (22/03/2022).
"Kita bisa mengambil momen investasi bodong itu. Justru malah tidak membuat kita takut, tetapi kita bisa mengedukasi agar masyarakat semakin waspada. Oh ternyata iming-iming yang gede itu menjerumuskan kita, sedangkan pasar modal kan regulasi sudah jelas dan edukasinya berkelanjutan. Bahkan kami ada kantor di Solo yang membuka lebar kepada masyarakat untuk konsultasi. Ini menjadi contoh yang bagus," papar Wira Adibrata.
Pihaknya mengaku sering berdiskusi dengan para pemangku kepentingan terkait seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan forum jasa keuangan di Soloraya. Hasilnya, ternyata banyak sekali masyarakat terjerat investasi bodong. Itu ternyata bukan hanya dari kalangan tidak terpelajar semata, namun ada pula kalangan berpendidikan terperosok di sana.
"Sebenarnya soal investasi bodong dan bukan bodong ini bukan soal pengetahuan ya, tetapi soal, dalam tanda kutip, nafsu yang ingin kaya dalam waktu dekat dan kena iming-iming. Kita berharap dengan edukasi itu dapat mengubah mindset bahwa tidak ada investasi yang bisa bikin sangat cepat kaya. Logikanya bisa terpangkas dengan nafsu cepat kaya," tandas Wira Adibrata.
Adapun agar terhindar dari inveatasi bodong, berikut beberapa tips dari Kepala BEI KP Jateng II M Wira Adibrata:
1. Kita harus logis. Dalam artian, kalau ada pihak menawarkan investasi dengan imbal hasil berlebihan atau sangat tinggi harus dipertanyakan dan dicari tahu lagi.
2. Sebelum investasi lakukan riset, apakah produk legal atau tidak.
3. Jangan mudah terkena iming-iming berupa keuntungan sangat besar.
4. Memastikan produk investasi legal atau tidak di OJK.
"Masyarakat harus realistis dan logis. Tidak ada menjadi kaya dengan cara instan," tegas Wira Adibrata.
Menurut Wira Adibrata, pentingnya edukasi terkait investasi ini, mengingat potensi Kota Solo masih sangat bisa berkembang. Berdasar data BEI KP Jateng II dari transaksi pasar modal di tengah kondisi pandemi saja masih konsisten di angka Rp3 triliun hingga Rp4 triliun.
"Ini kita sangat optimis dengan kondisi yang mulai kondusif. Kita optimis jumlah transaksi dan investor di Soloraya ini akan terus berkembang. Perkembangan sejauh ini cukup bagus," tutup Wira Adibrata. (rum)
(and_)