SOLO, solotrust.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI ingin menunjukkan industri furnitur di Tanah Air telah menggunakan bahan baku yang memenuhi aspek legalitas dan ramah lingkungan. Khususnya kepada para delegasi dalam rangkaian pertemuan pertama Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) di Kota Solo), Kamis (31/03/2022).
"Kami ingin menyampaikan pesan bagi dunia bahwa industri furnitur di Indonesia sudah sustainable (berkelanjutan). Tidak ada lagi industri furnitur yang bahan bakunya ilegal, sudah tinggi traceability-nya, dan bisa dipertanggungjawabkan," kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, Kamis (31/03/2022).
Dalam pertemuan TIIWG G20, Agus Gumiwang membahas sejumlah isu prioritas, salah satunya soal industri inklusif dan berkelanjutan.
"Industri furnitur Indonesia merupakan salah satu industri yang inklusif karena melibatkan masyarakat lokal, perajin, industri besar, dan pemerintah," ujarnya.
Selain itu, rangkaian proses produksi industri furnitur di Indonesia juga memerhatikan aspek lingkungan. Sementara dari segi aspek berkelanjutan sendiri telah dipenuhi industri furnitur berkomitmen menggunakan kayu bersertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang sudah memenuhi aspek legal dan kelestarian lingkungan.
Kemenperin mencatat, Indonesia termasuk 20 besar negara eksportir furnitur dunia. Adapun tiga negara tujuan ekspor Indonesia terbesar adalah Amerika Serikat, Jepang, dan Belanda.
Nilai ekspor furnitur Indonesia ke Amerika Serikat pada 2021 sebesar USD1,36 miliar dengan kontribusi mencapai 54 persen dari total ekspor furnitur Indonesia. Sementara kinerja ekspor industri furnitur nasional mencapai USD2,5 miliar pada 2021. (rum)
(and_)