REMBANG, solotrust.com - Seorang warga di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah mampu mengubah limbah kayu dan kerang menjadi sebuah karya seni bernilai jual tinggi. Permintaan pun tak hanya datang dari pasar lokal, melainkan hingga ke penjuru Tanah Air.
Perajin limbah kayu dan kerang di Desa Meteseh, Kecamatan Kaliori, Rembang, Sholehayam mengatakan, ide membuat kerajinan dari limbah kayu dan kerang berawal dari banyaknya limbah di lingkungannya yang tidak dimanfaatkan. Ia memulai usaha kerajinan seni dengan bahan baku limbah kayu dan kerang ini sejak 2015 silam.
"Limbah kayu dan kerang kami dapatkan dari sisa kayu tempat usaha mebel dan nelayan. Pada saat pandemi Covid-19 ini pesenan kerajinan juga mengalami peningkatan hingga 20 persen," kata Sholehayam kepada solotrust.com, Jumat (20/05/2022).
Proses pengerjaan satu kerajinan, lanjut Sholehayam, dapat diselesaikan dalam waktu dua hingga tiga hari. Ada pula yang memakan waktu hingga tujuh bulan. Lamanya proses pembuatan bergantung pada tingkat kerumitan dari pesanan.
"Kerajinan yang kami hasilkan cukup beragam, meliputi tempat lilin, tempat lampu, hiasan bunga-bunga, kaligrafi, hingga figura foto dari limbah kerang. Adapun untuk harga dari ratusan ribu hingga paling mahal saat ini Rp3 juta, bahkan ada yang sampai Rp7 juta jika ada pesanan khusus. Pemesan dari hampir seluruh Pulau Jawa, ada yang dari Jakarta, Bali, dan Yogyakarta," bebernya.
Sholehayam berharap pemerintah, khususnya pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang dapat memerhatikan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), khususnya di pedesaan agar lebih tumbuh.
"Ya saya berharap pemerintah Kabupaten Rembang dapat memerhatikan para pelaku UMKM, khususnya perajin kesenian di pedesaan agar dapat lebih tumbuh dan berkembang," pungkasnya. (mn)
(and_)