Hard News

Crowd Crush Telan Ratusan Nyawa, Ini Kata Para Ahli

Global

6 November 2022 17:05 WIB

Kerusuhan pascapertandingan sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. (Foto: Twitter/@MySamudera)

Solotrust.com - Kasus kematian pada kerumunan besar sebenarnya sangat jarang terjadi, namun kejadian akhir-akhir ini sangat mencengangkan. Para ahli mengatakan peristiwa crowd crush  telah menghancurkan manusia dalam skala besar dan perlunya tindakan antisipasi agar kejadian serupa tak terulang kembali.

Dua contoh kejadian baru crowd crush (kerumunan mematikan) mengerikan, yakni 151 orang meninggal dalam lautan manusia di gang sempit saat perayaan Halloween di Seoul. Beberapa pekan sebelumnya, 134 orang meninggal terinjak-injak di pertandingan sepak bola Indonesia. Sementara pada 2010 lalu, acara parade cinta di Duisburg Jerman memakan korban 19 orang meninggal dunia dari 1,4 juta orang yang datang.



Profesor ahli keselamatan dan kerumunan Universitas Florida Barat, Gil Fried, mengatakan  crowd crush telah terjadi ribuan tahun lalu.

“Media sosial memungkinkan kita untuk melihat tragedi ini secara real time dan kita dapat merasakan kesedihan serta ketakutan dari video tersebut,” kata Gil Fried.

“Tragedi serupa telah terjadi selama ribuan tahun, bahkan selama zaman Yunani dan Romawi. Kita hanya melihatnya sekarang dan itu ada dalam ingatan kita baru-baru ini.” tambahnya, dilansir dari Buzzfeednews.

Apa itu crowd crush dan bagaimana bisa terjadi?

Pakar keamanan kerumunan G Keith Still menjelaskan crowd crush merupakan kerumunan yang terjadi ketika orang-orang berdesakan sangat rapat sehingga tidak ada ruang untuk bergerak.

"Anda mendapati banyak orang berdesakan begitu rapat sehingga mereka tidak bisa bernapas. Itu tidak memerlukan pemicu apa pun untuk menimbulkan kematian massal seperti yang kita lihat di Korea Selatan," urai dia.

Salah satu faktor pemicunya, menurut G Keith Still adalah kegembiraan.

“Orang-orang suka bersenang-senang. Orang-orang menginginkan tempat terbaik untuk berfoto,” kata G Keith Still.

“Faktor utama lainnya adalah keserakahan. Orang ingin menjadi yang pertama atau mendapatkan tempat terbaik atau menjadi yang pertama mengamankan barang di obral Black Friday. Terlepas dari apakah mereka harus menjatuhkan seorang nenek untuk mendapatkan barang tersebut,” tulis Fried melalui surat elektronik. (ibn)

(and_)

Berita Terkait

Pelanggaran Prokes dan Kerumunan Warga Jadi Sasaran Operasi Zebra Candi 2021

Grebek Vaksinasi di Glonggong Nogosari Picu Kerumunan Warga

Selebgram Cantik Herlin Kenza Gemparkan Aceh, Ngaku Salah Bikin Kerumunan

Kakorlantas Polri: Tak Boleh Ada Konvoi dan Kerumunan dalam Perayaan Tahun Baru

Malam Tahun baru, Kerumunan di Karanganyar Akan Dibubarkan Termasuk di Tawangmangu

Bentuk Tim Pengurai, Polresta Solo Akan Bubarkan Siapa Saja yang Berkerumun

Disebut Nirempati, Aremania Usir Arema FC dari Malang?

Bahas Kelanjutan Nasib Klub, Persis dan Persebaya Bertemu di Balai Kota Solo

Presiden FIFA Sambangi Indonesia, Jokowi Dapat Jersey Keren

Mahfud MD Tegaskan, Gas Air Mata Penyebab Utama Kematian Massal Tragedi Kanjuruhan

Mahfud MD: PSSI Harus Tanggung Jawab atas Tragedi Kanjuruhan

TGIPF: Temuan CCTV Tragedi Kanjuruhan Lebih Mengerikan, Penonton Berjibaku Selamatkan Nyawa

Indonesia Naik ke Peringkat 123 FIFA, Erick Thohir Targetkan Tembus 100 Besar Dunia

Ini Dia 6 Fokus Kemitraan PSSI dan KNVB Majukan Sepak Bola Indonesia

Jaga Pilkada Damai, Pemerintah Kecamatan Cepogo Gelar Deklarasi dan Pertandingan Bola

Yaqut Cholil Saksikan Final Sepak Bola Piala Presiden 2024

SSB Bintang FC Rembang Juara III Turnamen CCFA International Football di Thailand

Piala Asia 2023: Hokky Caraka Optimistis Timnas Indonesia Lolos ke Babak 16 Besar

Swiss-Belinn Saripetojo Semarakkan Halloween dengan Chill Out Night

Pengalaman Makan Malam Eksklusif, ketika Fine Dining Bertemu dengan Mistik

Desak-desakan, Pesta Halloween di Itaewon Telan Ratusan Korban Jiwa

Serial Netflix Wednesday, Spin Off Addams Family Siap Tayang Ramaikan Halloween

Artis SM Donasikan Hadiah Kontes Kostum Halloween untuk Bantu Anak-anak Panti Asuhan Agar Bisa Hidup Mandiri

Seram! Foto Penampakan Matahari Seperti Jack O Lantern Halloween

Jin BTS Wakili Korsel sebagai Pembawa Obor Olimpiade Paris 2024

Euforia Kelolosan Timnas di Piala Asia U-23 Terasa Sampai Balai Kota Semarang

Timnas Lolos Semifinal Piala Asia U-23 2024, Indonesia Ukir Sejarah

Gibran Bertemu Dubes Korea Selatan, Gagas Sister City Solo-Gimhae

Jokowi Ucapkan Belasungkawa atas Tragedi Itaewon, 2 WNI Jadi Korban

Desak-desakan, Pesta Halloween di Itaewon Telan Ratusan Korban Jiwa

Menang Telak, Red Sparks Bertahan di Posisi Ketiga

Jisoo BLACKPINK Raih Penghargaan Outstanding Actress dalam Ajang Seoul Internasional Drama Awards 2022

Bang Si Hyuk Raih Gelar Doktor Kehormatan dari Seoul National University (SNU)

Aktor Go Kyung Pyo Positif Covid-19, Syuting Film Netflix Batal

NCT 127 Umumkan akan Mulai Tur Dunia di Seoul Bulan Depan

The Four Seasons karya Vivaldi Diaransemen oleh Artificial Intelligence (AI), Gambarkan Seoul yang Dilanda Perubahan Iklim pada Tahun 2050

Berita Lainnya