SOLO, solotrust.com - SMP Negeri 6 Solo menjadi salah satu bangunan sekolah terdampak banjir luapan Sungai Bengawan Solo. Pantauan solotrust.com pada Jumat (17/02/2023), sekolah nampak sunyi dan tak ada kegiatan belajar mengajar (KBM). Siswa terpaksa menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk sementara waktu.
Padahal, 243 siswa kelas IX SMPN 6 akan melaksanakan ujian sekolah pada Senin (20/02/2023). Selain itu, siswa kelas VII dan VIII juga harus mempersiapkan ujian tengah semester.
Kepala SMP Negeri 6, Purnomo, mengatakan sebenarnya sekolahnya sudah terbiasa mengalami banjir jika musim hujan tiba. Namun, banjir kali ini termasuk cukup parah setelah sempat terjadi pada 2016 lalu.
"Air mulai naik pada Kamis mulai jam 15.00. Jadi anak anak sudah pulang, air itu mulai naik karena hujan belum berhenti. Sebenarnya ini yang tertinggi sejak enam tahun terakhir ssetelah kejadian 2016 itu, ketinggian air di kelas sampai 60 centimeter," ungkap Purnomo ketika ditemui pada Jumat (17/02/2023).
Total sebanyak 20 ruang kelas berada di lantai bawah, serta ruangan lainnya tergenang air. Terpantau hingga Jumat siang, air menggenang di ruang kelas setinggi sepuluh centimeter.
Purnomo mengungkapkan, genangan air di ruang kelas tertinggi terjadi sekira pukul 06.00 WIB, yakni sekira 20 centimeter.
"Sungai yang ada di depan sekolah airnya sudah turun, sehingga rekan-rekan kami bisa cek di lokasi. Pagi tadi karena air belum turun, setelah izin dari Dinas Pendidikan proses pmebelajaran kita lakukan secara jarak jauh dan bapak ibu guru melaksanakan tugas secara WFH (work from home)," beber dia.
Diketahui, terdapat 750 siswa dari kelas VII, VIII, dan IX bersekolah di SMPN 6 Solo. Purnomo berharap agar air cepat surut sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan seperti biasa. Apalagi, siswa kelas IX akan mengikuti ujian sekolah pada Senin pekan depan.
"Harapan kami, mulai Senin atau besok pagi lah, air sudah turun dan nanti tim kami akan membersihkan kelas sampai Minggu. Senin itu sudah dipakai untuk ujian sekolah kelas IX. Kelas VII dan VIII belajar jarak jauh, baru nanti setelah itu pelaksanaan penilaian tengah semester," paparnya.
Lebih lanjut, Purnomo mengatakan, pihak sekolah tidak begitu banyak mengalami kerugian akibat banjir ini. Pasalnya, sebelumnya telah melakukan antisipasi dengan mengamankan barang-barang elektronik.
"Hanya beberapa berkas rekan-rekan guru saja karena terkunci sehingga kami, tim kami tidak bisa menyelamatkan, apalagi tidak banyak, hanya sebagian kecil. Pagi tadi semua guru sudah hadir di sekolah untuk menyelamatkan berkas-berkasnya sehingga baru sekitar jam 09.00 ini rekan-rekan guru kembali ke rumah karena memang pembelajaran secara jarak jauh," katanya.
Air baru surut setelah sore hari, ruang kelas sudah tak terendam banjir. Purnomo berharap jika air tidak kembali naik, proses belajar mengajar pada Senin (20/02/2023) bisa berjalan seperti sedia kala. (riz)
(and_)