BOYOLALI, solotrust.com - Operasi Zebra Candi 2023 dilakukan Satlantas Polres Boyolali selama 14 hari pada September 2023. Hasilnya terdapat penurunan kecelakaan lalu lintas dari sebelumnya 45 kejadian pada 2022 menjadi hanya 31 kejadian tahun ini.
Kasatlantas Polres Boyolali, AKP M Herdi Pratama mengatakan, Operasi Zebra Candi 2023 lebih menekankan pembayaran pajak kendaraan bermotor. Kendati demikian dalam operasi ini banyak dijumpai pengendara tidak memakai helm, tidak melengkapi surat kendaraan serta adanya kendaraan berknalpot brong.
“Operasi ini lebih menekankan pembayaran pajak, namun saat operasi, petugas banyak menemui pengendara tidak memakai helm, tidak ada spion, dan tidak lengkap surat kendaraannya,” urai AKP M Herdi Pratama, Rabu (20/09/2023).
Dalam operasi selama 14 hari ini, petugas juga memberikan imbalan kepada para pengendara bermotor, seperti pemberian helm, jaket, serta mug. Kasatlantas mengungkapkan, dalam operasi ini terdapat jumlah pelanggaran Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) sebanyak 1166 dan jumlah penindakan langsung atau kasat mata sebanyak 710 pelanggar.
“Jumlah knalpot tidak standar sebanyak 278 kendaraan, kendaraan bermuatan overload 105, tidak memakai helm 224, tidak menggunakan sabuk pengaman 61, dan melanggar rambu lalulintas sebanyak 42 kendaraan,” bebernya.
Sementara untuk kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) selama Operasi Zebra Candi 2023 terdapat 31 kejadian, sedangkan jumlah korban sebanyak 42 orang. Rinciannya, satu orang luka berat dan 41 orang luka ringan. Adapun jumlah kerugian material sebesar Rp14,65 juta.
“Operasi Zebra pada 2022 jumlah kejadian sebanyak 45 kasus. Jumlah korban 52 orang, satu orang meninggal dunia, kecelakaan ringan 51, kemudian jumlah material sebanyak Rp48,9 juta,” ungkap AKP M Herdi Pratama.
Sementara itu, Kanit Laka Polres Boyolali, Ipda Budi Purnomo mengajak masyarakat selalu patuh dalam berkendaraan di jalan raya. Tertib berlalulintas akan menurunkan angka kecelakaan.
“Adanya Operasi Zebra Candi, tingkat kepatuhan berkendara meningkat sehingga dapat menekan angka lakalantas di Boyolali,” katanya.
Selama ini polisi dalam giat pagi melakukan penertiban kasat mata seperti halnya knalpot brong.
“Kalau bisa knalpot brong tidak ada di Boyolali, namun masyarakat ini terkadang pandai. Saat ada polisi, mereka tidak nampak, namun pas polisi pergi dalam giat itu mereka muncul,” jelas Ipda Budi Purnomo.
Adapun, untuk menindaklanjuti knalpot brong, polisi melakukan apel setiap Senin ke sekolah sekolah tingkat SMP, SMK, dan SMA.
“Setelah kami lakukan sosialisasi, kemudian dilakukan penekanan bagi yang kendaraannya berknalpot brong. Apabila mereka tidak mau mengganti dengan knalpot standar, kendaraan itu kami bawa ke kantor,” pungkas Ipda Budi Purnomo. (jaka)
(and_)
