Hard News

Nasib PKL Solo Timur Masih Belum Jelas

Jateng & DIY

28 Maret 2018 16:56 WIB

Suasana para pedagang saat audiensi di DPRD Surakarta, Rabu (28/3/2018). (solotrust.com/vin)

SOLO, solotrust.com – Nasib ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di sepanjang Jalan KH Maskur, Jebres (Jurug) kian tak jelas. Meski perwakilan PKL telah sukses melakukan audiensi dengan pemerintah kota Surakarta dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Surakarta di Ruang Pertemuan DPRD, Rabu (28/3/2018), namun nampaknya para PKL belum cukup puas dengan jawaban yang diberikan saat audiensi siang itu.

Ditemui usai audiensi, Koordinator PKL Solo Timur, Maryono mengatakan solusi yang diberikan ternyata belum menjawab kegelisahan para PKL. Solusi sementara yang ditawarkan adalah memindahkan sebanyak ratusan PKL ke Pasar Panggungrejo.



"Kita lihat sendiri di Pasar Panggungrejo banyak pedagang yang tidak bisa bertahan. Artinya, kalau opsi di Pasar Panggungrejo berarti kita belum bisa mencari nafkah," jelas Maryono, Rabu (28/3/2018).

Rencananya lahan yang berada di sepanjang Jalan KH Maskur bakal dimanfaatkan menjadi pedestarian dan taman kota untuk memperindah Kota Bengawan. Akibatnya, mau tak mau para pedagang harus angkat kaki dari kawasan tersebut. Pemkot sendiri memberi tenggat waktu hingga April mendatang.

"Kalau kami tidak mempermasalahkan, tapi sebenarnya kami ingin ada solusi. Keinginannya ya kita dibuatkan shelter di pinggir jalan, di sana kan ada tempat yang luas. Tapi (audiensi) akan berlanjut lagi, semoga ada solusi," tandas dia.

Sementara, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Surakarta Subagiyo mengatakan, pihaknya bakal mempertimbangkan lagi usulan-usulan dari para PKL, termasuk usulan membangun shelter. Dirinya tak mau salah langkah membangun sebuah shelter yang nantinya malah mengganggu ketenteraman dan kenyamanan masyarakat lain karena salah perhitungan.

Berkaca dari penertiban PKL di Kleco saat 2006 lalu, kata Subagiyo, PKL mengusulkan untuk dibuatkan shelter di sekitar lokasi penertiban. Namun setelah dibangun malah mengganggu lalulintas.

"Kami tidak mau kejadian seperti itu terulang, makanya akan kita pertimbangkan dulu bagaimana dampak kedepannya, meskipun sepanjang jalan tersebut merupakan jalan kota," jelas dia. (vin)

(wd)