DEMAK, solotrust.com – Menjelang Grebeg Besar Demak yang puncaknya pada 10 Dzulhijah, Bupati Eisti’anah bersilaturahmi atau dikenal dengan pisowanan kepada sesepuh Kadilangu di Sasana Renggo, Senin (05/06/2023). Pisowanan ini dilakukan untuk membicarakan prosesi tradisi penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga pada Hari Raya Iduladha 1444 H.
Bupati Demak Eisti’anah bersama Wakil Bupati Ali Makhsun didampingi Ketua DPRD Fahrudin Bisri Slamet, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), plh sekda Demak, kadinparta, kadindikbud serta camat Demak disambut hangat sesepuh Kadilangu Raden Muhammad Cahyo Iman Santoso beserta kelurga ahli waris.
Bupati Eisti’anah dalam sambutannya menyampaikan maksud dan tujuan pisowanan, yakni untuk bersilaturahmi dan kulanuwun (permisi-red) serta mohon doa restu kepada segenap sesepuh pinesepuh di Kadilangu karena dalam waktu dekat punya gawe atau acara perayaan Grebeg Besar.
“Kami ingin meminta doa restu atau kulanuwun karena sebentar lagi pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak akan melakukan tradisi Grebeg Besar dan tentunya ini tidak ada di tempat lain, serta memiliki arti penting, selain ikon pariwisata juga merupakan kebanggaan masyarakat Demak yang harus diuri-uri (dilestarikan),” kata Eisti’anah.
Ia berharap kegiatan Grebeg Besar tahun ini dapat berlangsung meriah, aman dan sukses tanpa terkendala apa pun.
Sementara, Ketua Panitia Penyelenggara Penjamasan Pusaka Sunan Kalijaga, Kristiawan Saputra menyampaikan acara pisowanan ini merupakan awal rangkaian acara sebelum dilaksanakan penjamasan pusaka Sunan Kalijaga.
“Pisowanan untuk meminta restu supaya acara Grebeg Besar berjalan dengan baik. Insyaa Allah nanti akan ada kunjungan balasan yang dilaksanakan pada 8 Juni 2023 pukul 10.30 WIB,” kata Kristiawan Saputra.
Lanjutnya, pada rangkaian Grebeg Besar ada penerimaan abon-abon, di antaranya berisikan minyak dan beberapa bunga.
“Abon-abon adalah suatu rangkaian dari acara penjamasan pusaka. Abon-abon itu dari Keraton Solo yang memberikan ubo rampe untuk acara penjamasan, di antaranya ada minyak dan beberapa bunga yang nantinya dicampurkan dengan minyak yang sudah dipersiapkan dan dibuat dari Kadilangu. Minyak dari kami sebagai dasar untuk dilakukan penjamasan,” jelas Kristiawan Saputra.
“Minyak itu pun tidak sembarang minyak, itu diambil dari kelapa yang menghadap ke Timur. Kelapa itu tidak boleh dijatuhkan, harus diturunkan satu per satu. Adapun yang membuat minyak adalah ibu-ibu sudah menopouse, tujuannya agar terjaga kebersihannya,” tukas dia.
(and_)